Kamis 19 Mar 2020 20:20 WIB

Lembaga Wakaf Inggris Gabungkan Investasi Komersial-Sosial

Menghadirkan Islam secara positif melalui kontribusi kepada masyarakat sipil Inggris.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Muhammad Fakhruddin
Ilustrasi Muslim Inggris. (telegraph.co.uk)
Foto: telegraph.co.uk
Ilustrasi Muslim Inggris. (telegraph.co.uk)

REPUBLIKA.CO.ID,LONDON - Sebuah yayasan amal baru sedang didirikan di Inggris. Yayasan ini bertujuan menjadi dana wakaf 1 miliar poundsterling atau setara 18,3 triliun rupiah yang menggabungkan investasi komersial dan sosial.

Di Inggris sendiri sudah ada dana wakaf yang ditargetkan oleh organisasi tertentu, seperti Islamic Relief atau masjid London Timur. Namun, hanya sedikit dana wakaf sosial yang difokuskan pada pembangunan kapasitas di masyarakat.

 

Dalam wawancara eksklusif dengan Salaam Gateway, Ketua Eksekutif One Endowment Trust (OET) baru dan mantan CEO Al Rayan Bank, Sultan Choudhury menjelaskan bagaimana wakaf akan memenuhi tujuannya serta sasaran jangka panjang.

 

"Visi One Endowment Trust adalah menghadirkan Islam secara positif melalui kontribusi kepada masyarakat sipil Inggris. Kami bertujuan untuk membangun aset yang menghasilkan pengembalian dan mendukung proyek sosial berkelanjutan," ujar Sultan Choudhury dikutip di Salaam Gateway, Kamis (19/3).

 

Strategi investasi komersial OET disebut akan difokuskan pada tiga bidang. Investasi dan pengembangan real estat, ekuitas swasta, dan sukuk dan dana syariah. Ia menyebut keberadaan yayasan ini sebagai bentuk amal. OET akan berinvestasi dalam berbagai kelas aset untuk memberikan hasil yang kompetitif. Kelas-kelas aset itu mencakup perusahaan komersial dan sosial.

 

Investasi pertama OET adalah 21,75 juta poundsterling atau 399 milyar rupiah berupa 21 kompleks partemen. Dalam perencanaan, akan ditambah empat lagi di Creative Lofts di kota Yorshire, Huddersfield.

 

Departemen wakaf Bank Pembangunan Islam memberikan bantuan 75 persen pembiayaan untuk keseluruhan proyek. OET berharap untuk bertemu pada bulan ini dan menyelesaikan kesepakatan pada bulan Mei. Proyek ini diharapkan menawarkan hasil 9 persen.

 

Pengembalian yang dihasilkan dari portofolio aset OET akan menutupi biaya Trust dan diinvestasikan kembali dalam proyek sosial yang ditunjuk dengan mitra. OET berharap untuk mulai berinvestasi dalam proyek sosial, khususnya di bidang perawatan sosial pada tahun 2022.

 

“Pengembalian modal akan diinvestasikan kembali atau digunakan sebagai dana hibah untuk proyek-proyek sosial pembangunan kapasitas. Anggota akan mendapat masukan yang signifikan dalam proses pemberian hibah, demokratis. Jika mereka suka, maka uang itu akan disalurkam ke sana," kata Sultan Choudhury.

 

Dia juga mengatakan, di masa depan OET berencana untuk memfasilitasi investasi bersama dalam beberapa aset. Jika ada co-investor dan aset kami kembali 8 persen, maka setidaknya 1 persen akan diinvestasikan ke proyek OET melalui biaya manajemen.

 

OET selanjutnya akan mempertimbangkan aset di sektor non-real estat. Seperti mengambil ekuitas usaha swasta di sektor makanan halal, dan usaha sosial seperti perusahaan yang bertujuan menyediakan rumah perawatan yang terjangkau.

 

Pendanaan untuk portofolio aset OET akan dilakukan melalui keanggotaan dan investor bersama. Anggota dapat menyumbang dan menyediakan qard hasan, dan co-investor dapat memberikan bantuan modal.

 

Co-investor ini akan terdiri dari investasi profesional, ritel, dan institusi Muslim. Untuk anggota, mereka dapat memutuskan bagaimana menggunakan dana untuk proyek sosial yang dipilih.

 

OET bertujuan untuk mempraktikkan tata kelola yang baik dan transparansi dengan memberikan laporan tentang penyebaran, biaya, serta pengembalian finansial dan sosial kepada anggota dan investor mereka.

 

"Transparansi dan tata kelola di sebagian besar badan amal perlu ditingkatkan. Misalnya, pembaruan laporan proyek-proyek kepada donor dilakukan tepat waktu. Laporan ini sering kali diteruskan ke laporan akhir tahun.  Kami bertujuan untuk memberikan transparansi yang sering melalui aplikasi, setelah siap," ujarnya.

 

Seperti semua usaha amal baru, OET harus menghadapi tantangan pendanaan awal. Banyak badan amal mengalami masalah keberlanjutan, dan tantangan mendapatkan pendanaan konstan.

 

Dia mengatakan OET saat ini sedang melamar status amal yang dapat berjalan hingga sekitar enam bulan. Sementara itu, yayasan ini beroperasi di bawah Mercy Mission UK, inkubator amal.

 

Meskipun demikian, OET memiliki target beroperasi tahun ini dan sedang dalam proses menyelesaikan bangunan pertamanya, proyek 21 unit perumahan. "Kami bertujuan untuk mengumpulkan 9 juta poundsterling pada akhir tahun 2022 serta memiliki 1.500 anggota," katanya.

 

OET memiliki target 100 orang pendiri yang masing-masing berkontribusi setidaknya 2.500 poundsterling, dan dana yang dikeluarkan untuk bangunan pertama, biaya pengembangan aplikasi, dan biaya pengaturan.  

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement