REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aparat keamanan menyebut kelompok kriminal separatis bersenjata (KKSB) melakukan pembakaran tergadap gereja yang berada di Opitawak, Tembagapura, Mimika, Papua. KKSB disebut kerap menggunakan gereja sebagai pos untuk bersembunyi dari kejaran aparat.
"Mereka melakukan pembakaran terhadap tempat ibadah (gereja) yang berada di kawasan Opitawak, Distrik Tembagapura, pada tanggal 12 Maret 2020 lalu," jelas Kabid Humas Polda Papua, Kombes Ahmad Musthofa Kamal, saat dikonfirmasi, Kamis (19/3).
Ia menyebutkan, selama ini kelompok Lekagak Talenggen dan KKSB lainnya menjadikan gereja sebagai pos untuk bersembunyi. Mereka menjadikan tempat yang semula digunakan oleh masyarakat sebagai tepat ibadah itu sebagai tempat persembunyian dari kejaran aparat keamanan TNI dan Polri di Tembagapura.
Ahmad menjelaskan, gereja yang dibakar tersebut sebelumya ramai oleh masyarakat Kampung Opitawak yang menyelenggarakan berbagai kegiatan ibadah. Tapi dalam beberapa pekan terakhir, sejak KKSB meneror wilayah tersebut, masyarakat meninggalkan gereja tersebut.
"Hal itu juga yang mendasari masyarakat di Distrik Tembagapura, termasuk kampung Opitawak, mengamankan diri," jelas dia.
Ahmad menyayangkan tindakan yang dilakukan KKSB tersebut. Menurut dia, gereja merupakan rumah Tuhan dan tempat ibadah tidak seharusnya dibakar. Tempat ibadah, kata dia, seharusnya dijaga dan disucikan.
"Anggota kami akan terus melakukan penegakkan hukum terhadap anggota KKSB yang meresahkan warga. Pascakejadian tersebut saat ini situasi keamanan di Distrik Tembagapura aman dan kondusif," ujarnya.
Di samping itu, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Mahfud MD memastikan situasi Distrik Tembagapura yang terletak di Kabupaten Mimika, Papua, saat ini sudah sepenuhnya dikuasai pemerintah. Sebelumnya, personel TNI-Polri sempat terlibat baku tembak dengan KKSB.
"Tembagapura sekarang sepenuhnya sudah dikuasai pemerintah. Pemerintah telah berhasil menguasai," katanya di Jakarta, Rabu (18/3).
Mahfud menyampaikan pernyataan tersebut melalui video pressconference yang dikirimkan melalui WhatsApp Grup Kemenko Polhukam. Mengenai kontak tembak yang masih sering terjadi di Papua, Mahfud mengakui sebagai ulah KKB yang diselesaikan dengan pendekatan keamanan dan ketertiban.
"Karena itu, ditangani oleh polisi, aparat keamanan, di-follow up-lah. Ada yang sudah ditangkap," ujarnya.
Artinya, kata dia, pendekatan keamanan dan ketertiban seperti biasa dilakukan sebagai langkah penegakan hukum, termasuk terhadap tindakan yang dilakukan KKB. Akan tetapi, Mahfud mengatakan bahwa pendekatan yang dilakukan pemerintah di Papua tetap mengutamakan pada pendekatan kesejahteraan masyarakat.