Jumat 20 Mar 2020 06:24 WIB

WHO: 70 Persen Negara Punya Rencana Tanggap Corona

WHO membutuhkan dukungan keuangan untuk persediaan obat-obatan.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Ani Nursalikah
WHO: 70 Persen Negara Punya Rencana Tanggap Corona. Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus(EPA)
Foto: EPA
WHO: 70 Persen Negara Punya Rencana Tanggap Corona. Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus(EPA)

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Lebih dari 70 persen negara memiliki rencana kesiapsiagaan dan respons terhadap wabah virus corona atau Covid-19. Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan 89 persen negara memiliki kapasitas pengujian lab untuk virus corona.

Tedros menyatakan hal itu kepada para diplomat internasional di Jenewa tentang kesiapan global untuk memerangi pandemi corona. Dia mengatakan lebih dari 70 persen negara secara khusus mempunyai pengawasan untuk Covid-19 dan 68 persen memiliki mekanisme koordinasi mitra multi-sektoral.

Baca Juga

Meski begitu, Tedros mengakui itu saja tidak cukup. "Tentu saja, ini tidak cukup, dan kami berharap semua negara harus siap, apakah mereka memiliki kasus infeksi corona atau tidak," kata Tedros, dilansir di Anadolu Agency, Jumat (20/3).

Dia melanjutkan, hanya setengah dari negara yang memiliki program pencegahan dan pengendalian infeksi nasional dan standar WASH yakni air, sanitasi, dan kebersihan di semua fasilitas layanan kesehatan. "Untuk pertama kalinya, China melaporkan tidak ada kasus domestik," kata Tedros yang menambahkan itu pencapaian luar biasa.

Pusat Sumber Daya Kedokteran Virus Corona Universitas Johns Hopkins di AS melaporkan di seluruh dunia ada lebih dari 236 ribu kasus dan lebih dari 9.700 kematian telah dikonfirmasi. WHO menyebut, hanya setengah dari negara di dunia yang melaporkan mereka memiliki sistem rujukan klinis untuk virus corona.

Padahal, sistem rujukan klinis sangat penting. "Mempertimbangkan apa yang kami amati belakangan ini, ketika layanan kesehatan kewalahan, mempersiapkan sistem, saya pikir mempersiapkan sistem, terutama rujukan, akan sangat penting," kata Tedros.

Dalam kesempatan itu Tedros juga menyinggung percobaan vaksin pertama untuk Covid-19 yang juga telah dimulai. Ia mengatakan, ini hanya 60 hari setelah urutan genetik virus dibagikan, dan ini kemenangan ilmiah yang belum pernah terjadi sebelumnya.

"Dan orang pertama terdaftar dalam uji coba di AS, terima kasih kepada NIH (Institut Kesehatan Nasional), dua hari lalu. Kami berharap ini akan membantu kami sebagai solusi tambahan dalam melawan Covid-19," katanya.

Tedros mengatakan WHO membutuhkan dukungan keuangan untuk persediaan keamanan global dan persediaan obat-obatan untuk negara-negara yang paling rentan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement