Jumat 20 Mar 2020 10:10 WIB

Keistimewaan Buraq, Hewan Tunggangan Rasul Saat Isra Miraj

Buraq memiliki kecepatan cahaya.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Ani Nursalikah
Keistimewaan Buraq, Hewan Tunggangan Rasul Saat Isra Miraj. Penggambaran Buraq yang berasal dari Mughal (India) pada abad ke-17.
Foto: wikipedia
Keistimewaan Buraq, Hewan Tunggangan Rasul Saat Isra Miraj. Penggambaran Buraq yang berasal dari Mughal (India) pada abad ke-17.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam setiap kisah yang diceritakan perihal Isra Miraj, selalu terselip gambaran tentang bagaimana Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan bersama Malaikat Jibril menggunakan Buraq.

Dalam karya Biografi Nabi Muhammad SAW karya Ibnu Ishaq, disebutkan, "Suatu malam, Malaikat Jibril membawa Muhammad naik kendaraan samawi yang disebut Buraq; kemudian, Muhammad mengadakan perjalanan bersama Jibril, dan dalam peristiwa Isra ini, kepada Nabi SAW diperlihatkan pelbagai keajaiban di langit dan di bumi, dalam perjalanan ke Yerusalem."

Baca Juga

Sementara dalam karya milik Annemarie Schimmel berjudul, Dan Muhammad Adalah Utusan Allah Cahaya Purnama Kekasih Tuhan, mengutip Mi’rajiyye karya Ghanizade asal Turki abad ke-17, menggambarkan sosok Buraq sebagai seekor binatang berkaki empat yang lebih besar dari seekor keledai dan lebih kecil dari seekor kuda, dengan sangat menarik.

Para penyair gemar melukiskan makhluk ini, sebagai hal diciptakan dari cahaya, dengan kepala seorang perempuan dan ekor burung merak. Ia dengan cepat membawa Nabi melewati berbagai macam galaksi, dan semua malaikat menyalaminya dengan penuh takzim, memuji, dan takjub.

Banyak hadits dan literatur yang menggambarkan makhluk tersebut. Yang paling menakjubkan mengenai makhluk tunggangan Nabi SAW tersebut adalah kecepatannya yang seperti kilat. Kecepatannya bahkan tidak dapat dijangkau oleh akal sehingga Buraq termasuk salah satu tanda kebesaran Allah SWT.

Buraq berasal dari kata 'barqu' yang memiliki arti kilat. Jika 'barqu' adalah kilat, maka Buraq diasumsikan sebagai kendaraan yang kecepatannya diatas kilat atau kecepatannya melebihi gerakan cahaya.

Istilah 'barqu' bisa ditemukan dalam beberapa surah Alquran. Salah satunya, dalam surah al-Baqarah ayat 20, "Hampir saja kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali (kilat itu) menyinari, mereka berjalan di bawah (sinar) itu, dan apabila gelap menerpa mereka, mereka berhenti. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya Dia hilangkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sungguh, Allah Kuasa atas segala sesuatu."

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement