REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Raja Salman akhirnya berbicara mengenai pandemi virus korona jenis baru atau Covid-19 untuk pertama kalinya. Dia mengatakan, kerajaan Arab Saudi akan mengambil langkah untuk menghentikan penyebaran Covid-19 dan mendesak warga untuk bekerja sama dalam menghadapi pandemi tersebut.
"Kita hidup melalui masa yang sulit dalam sejarah dunia, tetapi kita sepenuhnya sadar bahwa itu akan berlalu meskipun ada kekejaman, kepahitan dan kesulitan," ujar Raja Salman dalam sebuah pidato di televisi yang berdurasi lima menit.
Dalam pidatonya, Raja Salman meyakinkan rakyat Saudi bahwa stok makanan, obat-obatan, dan kebutuhan lainnya akan dijamin selama negara menghadapi pandemi Covid-19. Dia juga menyatakan bahwa pandemi virus korona sebagai ancaman bear bagi Kerajaan Arab Saudi dan kemanusiaan. Sejauh ini, Arab Saudi telah mengkonfirmasi 274 kasus Covid-19 dan belum ada kasus kematian.
Arab Saudi telah mengambil langkah drastis untuk mencegah pandemi Covid-19, termasuk menghentikan penerbangan internasional, menunda ibadah umorh ke Mekah, menutup masjid, sekolah, mal, dan restoran. Selain itu, pemerintah Saudi juga meminta orang-orang agar tidak pergi bekerja.
Langkah yang terbaru adalah Arab Saudi menangguhkan semua penerbangan domestik, termasuk operasional transportasi umum seperti bus, taksi, dan kereta api selama 14 hari mulai Sabtu (21/3). Pada Kamis lalu, pemerintah melarang pelaksanaan shalat lima waktu dan shalat Jumat di masjid, kecuali Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Madinah.
Di tengah volatilitas pasar regional dan jatuhnya harga minyak, Saudi telah menyiapkan paket ekonomi senilai 50 miliar riyal atau 13 miliar dolar AS untuk membantu usaha kecil dan menengah.
Jumlah kasus infeksi virus korona di negara-negara Teluk Arab telah mencapai lebih dari 1.300 kasus, dengan satu kematian di Bahrain. Sebagian besar kasus terkait dengan perjalanan ke Iran yang menjadi pusat penyebaran pandemi Covid-19 di Timur Tengah. Iran mengkonfirmasi 18.000 kasus virus korona dengan 1.284 kematian.