REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO—Para ilmuwan institut penelitian bergengsi di Jepang, RIKEN, tampaknya memecahkan misteri ledakan bintang atau supernova yang telah membuat bingung mereka. Peristiwa ledakan tersebut telah disaksikan oleh para astronom pada 1987.
Supernova, dijuluki SN 1987A, berlangsung di Awan Magellan Besar, salah satu tetangga terdekat galaksi Bima Sakti. Para ahli telah menghabiskan lebih dari 30 tahun untuk meneliti dampak kehancuran dalam upaya memahami bintang dan penyebab kemusnahannya.
Simulasi oleh ahli astrologi RIKEN menunjukkan supernova berasal dari ledakan supergiant biru yang dibentuk oleh penggabungan dua bintang. Jenis supernova ini terjadi ketika inti dari bintang masif tidak dapat lagi menahan gravitasinya sendiri.
Bintang tersebut runtuh dengan sendirinya dan mengeluarkan ledakan besar yang melenyapkan lapisan luar bintang dan meninggalkan bintang neutron atau lubang hitam di belakangnya. Jenis-jenis supernova ini biasanya disebabkan oleh supergiant merah.
Simulasi tersebut menemukan bahwa selama penggabungan epik, bintang yang lebih besar akan dengan kasar melepaskan materi dari temannya yang lebih kecil, kemudian berputar ke dalam sampai benar-benar terserap untuk membentuk supergiant biru yang berputar dengan cepat.
Pada penelitian yang diterbitkan dalam Astrophysical Journal ini, para ilmuwan bahkan menyarankan astronom harus mencari untuk menemukan bintang neutron yang tertinggal setelah ledakan luar biasa.