REPUBLIKA.CO.ID, KAMPALA - Mufti Uganda Syeikh Shaban Ramadhan Mubajje menilai pandemi virus corona ini dipicu kerusakan moral dan itu hanya dapat disembuhkan dengan sebenar-benarnya sholat. Dia pun mengajak umat Islam untuk sholat dari rumah selama 32 hari terhitung sejak Jumat (20/3) ini.
Hal ini untuk mencegah penyebaran pandemi virus corona yang telah melanda dan mengancam seluruh dunia. Dia menambahkan, untuk sementara, sholat Jumat dan sholat berjamaah harus dilakukan di luar Masjid dan dalam kelompok yang tidak lebih dari 10 orang.
"Allah menganjurkan kita untuk menghindari bahaya dan kita harus mematuhinya. Itu tidak hanya di sini di Uganda tetapi juga di Arab Saudi dan negara-negara Arab lainnya,” kata Mubajje dilansir dari New Vision, Jumat (20/3).
Meski sholat berjamaah diperintahkan dalam Islam, penangguhan sholat berjamaah dalam situasi darurat tidak bertentangan dengan ajaran Islam. "Meskipun kita suka pelukan dan berjabat tangan, mari kita tunda dulu untuk saat ini," katanya.
Kendati demikian, lanjut Mubajje, seruan adzan untuk sholat harus terus dikumandangkan untuk mengingatkan umat Muslim. "Namun, para imam harus memastikan bahwa orang-orang tidak berkumpul untuk sholat di masjid-masjid," kata Mubajje.
Mubajje juga menginstruksikan para pemimpin Muslim untuk memulai doa Qunut, sebuah permohonan doa khusus yang dibacakan oleh umat Islam selama situasi sulit. Berbicara kepada media di markas Dewan Tertinggi Muslim Uganda (UMSC) pada Kamis, Mubajje memerintahkan semua pemimpin Muslim di negaranya untuk mengikuti perintah Presiden Uganda.
"Saya mendesak semua Muslim di seluruh negeri untuk mematuhi pedoman yang dikeluarkan oleh Presiden Yoweri Museveni selama pidatonya kepada bangsa pada hari Rabu karena mereka dibuat untuk kebaikan kesehatan kita," kata Mubajje.
"Jika Anda mematuhi arahan, kami akan dapat mengelola pandemi ini yang tampaknya tidak lebih mematikan daripada Ebola yang kami kelola dengan baik," tambah Mubajje.