Jumat 20 Mar 2020 17:42 WIB

Yurianto: 700 Ribu Orang Indonesia Berisiko Terpapar Corona

Rapid test segera dilakukan untuk mengantisipasi penularan makin meluas.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Andi Nur Aminah
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto memberikan keterangan pers di Graha BNPB, Jakarta, Kamis (19/3/2020). (Antara/Aditya Pradana Putra)
Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto memberikan keterangan pers di Graha BNPB, Jakarta, Kamis (19/3/2020). (Antara/Aditya Pradana Putra)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah sedang bersiap-siap menjalankan rapid test atau tes cepat Covid-19 untuk masyarakat umum. Hal ini bertujuan mengantisipasi penularan infeksi virus corona yang terjadi makin cepat. Bahkan, populasi berisiko terpapar Covid-19 di Indonesia menyentuh angka 700 ribu jiwa.

Juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, menyebutkan, rapid test memang ditujukan kepada pihak-pihak yang memiliki riwayat kontak langsung dengan pasien positif Covid-19 atau siapa pun yang berisiko menularkan infeksi virus corona. Pemerintah pun melakukan perhitungan statistik terkait potensi penularan Covid-19. Hasilnya, ada sekitar 600 ribu hingga 700 ribu jiwa penduduk Indonesia yang termasuk dalam population at risk.

Baca Juga

"Jumlah orang yang berisiko. Karena itu, pemerintah akan menyiapkan sekitar 1 juta kit untuk pemeriksaan secara massal di dalam kaitan dengan mengidentifikasi kasus positif yang ada di masyarakat," kata Yurianto, Jumat (20/3).

Penerapan rapid test dilakukan dengan menjejaki seluruh pihak yang pernah kontak dengan pasien positif Covid-19. Misalnya, ada seorang pasien terinfeksi virus corona yang ternyata selama 14 hari ke belakang lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah. Maka, seluruh anggota keluarga yang tinggal bersamanya akan diperiksa melalui rapid test.