Sabtu 21 Mar 2020 01:05 WIB

Polisi Wuhan Minta Maaf ke Ahli Waris Pengungkap Covid-19

Li Wenliang adalah orang yang pertama kali mengungkapkan potensi merebaknya Covid-19

Warga Hong Kong berduka atas meninggalnya dr Li Wenliang, 7 Februari.(EPA)
Foto: EPA
Warga Hong Kong berduka atas meninggalnya dr Li Wenliang, 7 Februari.(EPA)

REPUBLIKA.CO.ID, WUHAN -- Setelah 40 hari melakukan investigasi atas kematian dr Li Wenliang, lembaga pengawas tertinggi China mengeluarkan beberapa rekomendasi. Salah satunya adalah mendesak pihak kepolisian di Wuhan meminta maaf kepada keluarga almarhum dr Li.

Dr Li merupakan dokter spesialis mata yang pertama kali mengungkapkan potensi merebaknya wabah radang paru-paru yang disebabkan oleh virus corona jenis baru menjelang akhir 2019 di ibu kota Provinsi Hubei, China, itu. Rekomendasi yang dikeluarkan pada Kamis (19/3) itu berdasarkan penyelidikan terhadap aparat kepolisian Wuhan yang memberikan surat teguran kepada dr Li terkait pernyataannya di grup pesan instannya akan bahaya virus yang belakangan diidentifikasi sebagai Covid-19. Penyelidikan kasus kematian Li tersebut dilakukan karena berpotensi menimbulkan serangan terhadap sistem politik China.

Baca Juga

Dalam investigasi yang dilakukan sejak kematian dr Li pada 7 Februari, tim telah meminta badan pengawas daerah untuk melakukan berbagai perbaikan sistem, meminta pertanggungjawaban personel terkait, dan mengumumkan hasil pemeriksaan secepat mungkin.

Tim juga menyelidiki proses perawatan darurat kepada Li sebelum meninggal dunia karena beberapa masyarakat mempertanyakan penyebab kematian tersebut. Apalagi, ada dugaan pihak berwenang setempat berupaya menunda pengumuman kematian dokter berusia 37 tahun itu.

Li, salah satu dari delapan dokter, telah berusaha mengingatkan petugas medis lainnya mengenai bahaya penyakit yang ditanganinya itu. Peringatan tersebut justru berbuah teguran dari pihak kepolisian. Namun, surat teguran tersebut tidak membuat Li mundur dari garis terdepan medan pertempuran melawan wabah meskipun pada akhirnya dia harus kehilangan nyawa setelah kontak langsung dengan pasiennya yang terinfeksi Covid-19.

Tim investigasi juga berhasil membongkar kronologi kontak Li dengan wabah, perawatan sebelum kematian, dan perawatan kegawatdaruratan yang diterimanya. Tidak ketinggalan, tim juga merekomendasikan pemberian kompensasi kepada keluarga dr Li.

Diperoleh informasi bahwa dr Li meninggalkan seorang istri yang sedang mengandung dengan usia kehamilan tujuh bulan. Para dokter yang memberikan perawatan darurat kepada Li juga dimintai keterangan oleh tim investigasi.

Kepada tim penyidik, mereka mengatakan bahwa dokter muda Li itu sebagai rekan kerja mereka. Mereka menyatakan telah berupaya maksimal menyelamatkan nyawa rekannya itu.

Para pakar kesehatan yang memberikan masukan atas perawatan dr Li mengatakan bahwa penanganan Li sudah sesuai standar kesehatan. Menurut mereka, para dokter sudah memberikan obat-obatan serta tindakan medis disesuaikan dengan kondisi pasien.

Pihak rumah sakit juga telah meminta persetujuan kepada Li dan keluarganya sebelum melakukan perawatan medis, demikian hasil investigasi yang beredar di sejumlah media resmi China.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement