REPUBLIKA.CO.ID, BELGRADE -- Luka Jovic mengaku tidak tahu Serbia sangat ketat dalam kebijakan karantina. Jovic dikritik karena terlihat di jalan Belgrade. Perilaku penyerang Real Madrid itu bahkan dikomentari oleh perdana menteri dan presiden Serbia awal pekan ini, karena meninggalkan rumah untuk merayakan ulang tahu pacarnya.
Namun dia menegaskan tidak tahu aksinya tersebut melanggar aturan. Menurutnya, di Spanyol dan Italia dapat keluar rumah meski hanya untuk membuang sampah, ke toko obat atau bahkan belanja kebutuhan pokok. Sehingga ia berpikir kebijakan yang sama berlaku di negaranya.
"Tentu saja, saya siap menerima konsekuensi dari tindakan saya. Saya sudah jelaskan, saya melanggar karantina karena tidak tahu aturannya. Sulit dipercaya, tapi itu nyata," kata Jovic, dikutip dari Marca, Sabtu (21/3).
Tapi dia sekarang merasa lebih baik setelah tahun aturan tersebut. Hanya, ia merasa penting menjelaskan situasinya, terutama untuk orang-orang di luar Serbia. Berada di rumah saja memang cukup sulit bagi orang-orang di seluruh dunia, sama seperti pengakuan Jovic, yang baru musim ini gabung Los Blancos dari Eintracht Frankfurt.
Ia mengaku, setiap hari berusaha melakukan sesuatu yang berbeda. Walaupun bosan, tapi ia selalu mengisi waktu luangnya untuk latihan di rumah. "Saya latihan di rumah setiap hari dan saya ingin siap untuk bermain saat ini semua berakhir," kata Jovic.