REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL - Pemerintah Korea Selatan (Korsel) melaporkan 147 kasus infeksi virus korona baru atau Covid-19, Sabtu (21/3). Kasus infeksi dikhawatirkan muncul dari wabah baru di sekitar kluster kecil, dan orang-orang yang datang dari luar negeri.
Dari 147 kasus baru, 109 berasal dari kota terbesar keempat Korsel, Daegu, dan Provinsi Gyeongsang Utara yang bersebelahan. Di dua wilayah itu, kasus-kasus infeksi tercatat 86 persen terjadi di semua kasus dalam negeri Korsel sejauh ini. Meski begitu, wilayah lain juga mencatat peningkatan, termasuk 15 kasus baru di Seoul dan enam terdeteksi saat kembali dari luar negeri.
"Anda mungkin merasa bahwa situasi saat ini telah jauh lebih baik dibandingkan dengan masa lalu, tetapi kami terus melihat infeksi kelompok, arus masuk dari luar negeri, wabah massal di berbagai tempat kerja," ujar Yoon Tae-ho, direktur jenderal kesehatan masyarakat, seperti dikutip dari Reuters
Yoon mengatakan, Korsel belum mempertimbangkan bentuk ekstrim dari pembatasan perjalanan yang telah diambil oleh negara-negara lain. Dia juga meminta publik untuk melanjutkan upaya kesadaran diri dalam menjaga jarak sosial atau social distancing.
Penghitungan harian dalam jumlah kasus menandai hari ke-10 berturut-turut Korsel mencatat jumlah kasus di bawa angkka 100. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC) mencatat jumlah total kasus infeksi Covid-19 di Korsel kini 8.799.
"Jumlah kumulatif kematian akibat virus ini juga meningkat menjadi 102," kata KCDC.
Korsel telah mengalami penurunan dalam kasus-kasus bari sejak memuncak pada 29 Februari dengan 909 kasus. Sementara itu, Perdana Menteri Korsel Chung Sye-kyun mengatakan, hingga 3,8 triliun won ( 3,03 miliar dolar AS ) dana manajemen bencana dapat digunakan untuk usaha kecil dan orang-orang yang kurang beruntung khususnya dalam kesulitan yang berkaitan dengan virus korona.