Sabtu 21 Mar 2020 14:40 WIB

KLHK Produksi Disinfektan dari Cuka Kayu dan Bambu

Disinfektan ini digunakan sebagai cairan untuk mencegah penyebaran virus corona.

Rep: Mimi Kartika/ Red: Andi Nur Aminah
Penyemprotan dengan disinfektan.
Foto: Rumah Zakat
Penyemprotan dengan disinfektan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Penelitian, Pengembangan, dan Inovasi (BLI) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) memproduksi disinfektan dari cuka kayu dan bambu (asap cair). Disinfektan ini digunakan sebagai cairan pembasmi kuman penyakit untuk mencegah penyebaran virus corona.

Penelitian dan Pengembangan Pusat Litbang Hasil Hutan (P3HH) juga akan memproduksi hand sanitizer atau cairan santisasi tangan dengan formula asap cair (cuka kayu), borneol, etanol, dan gliserol. Pemakaiannya telah diujicobakan untuk lingkungan kantor dan dibagikan kepada para pegawai di lingkungan perkantoran BLI Kampus Gunung Batu, Bogor.

Baca Juga

"Hasil pengujian asap cair kayu dan bambu terhadap kuman dari eksperimen yang dilakukan, cukup hanya dengan satu persen sudah efektif," ujar Penelititi P3HH, BLI KLHK, Prof Gustan Pari dalam siaran pers, Sabtu (21/3).

Gustan menjelaskan, uji toksisitas asap cair kayu dan bambu sebagai disinfektan dilakukan bersama Ratih Damayanti dan tim. Riset ini menggunakan mikroorganisme bakteri yang terdapat pada telapak tangan dan udara di Laboratorium Mikrobiologi Hutan-Pusat Litbang Hutan, Bogor.

Hasilnya, asap cair kayu dan bambu dengan konsentrasi satu persen memiliki kemampuan lebih baik dalam menghambat pertumbuhan mikroorganisme dibandingkan etanol (alkohol) 70 perse, yang selama ini sering dijadikan bahan dasar disinfektan.

"Asap cair yang diproduksi BLI layak dijadikan sebagai desinfektan terutama di tengah kelangkaan produk desinfektan di pasaran. Ini akan segera diproduksi massal untuk dibagikan ke lingkungan masyarakat yang membutuhkan," kata Gustan.

Penyemprotan disinfektan yang dilakukan di seluruh ruangan kerja BLI lingkup Gunung Batu ini merupakan respon BLI menindaklanjuti Surat Edaran Menteri LHK Siti Nurbaya tentang pencegahan penyebaran Covid-19. Salah satu upaya pencegahan dengan menjaga lingkungan tetap bersih, penyemprotan disinfektan pada sarana prasarana gedung maupun kantor.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
سَيَقُوْلُ الْمُخَلَّفُوْنَ اِذَا انْطَلَقْتُمْ اِلٰى مَغَانِمَ لِتَأْخُذُوْهَا ذَرُوْنَا نَتَّبِعْكُمْ ۚ يُرِيْدُوْنَ اَنْ يُّبَدِّلُوْا كَلٰمَ اللّٰهِ ۗ قُلْ لَّنْ تَتَّبِعُوْنَا كَذٰلِكُمْ قَالَ اللّٰهُ مِنْ قَبْلُ ۖفَسَيَقُوْلُوْنَ بَلْ تَحْسُدُوْنَنَا ۗ بَلْ كَانُوْا لَا يَفْقَهُوْنَ اِلَّا قَلِيْلًا
Apabila kamu berangkat untuk mengambil barang rampasan, orang-orang Badui yang tertinggal itu akan berkata, “Biarkanlah kami mengikuti kamu.” Mereka hendak mengubah janji Allah. Katakanlah, “Kamu sekali-kali tidak (boleh) mengikuti kami. Demikianlah yang telah ditetapkan Allah sejak semula.” Maka mereka akan berkata, “Sebenarnya kamu dengki kepada kami.” Padahal mereka tidak mengerti melainkan sedikit sekali.

(QS. Al-Fath ayat 15)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement