REPUBLIKA.CO.ID, SAN FERNANDO --- Seluruh masjid di Trinidad dan Tobago tak boleh lagi membuka pintu untuk kegiatan muslim termasuk pelaksanaan sholat Jumat. Ini disampaikan langsung Dewan Cendekiawan Trinidad dan Tobago, Dr Waffie Mohammed menyusul pengumuman pemerintah negara kepulauan itu tentang pembatasan perkumpulan orang-orang dalam sebuah kelompok lebih dari sepuluh orang. Ini dilakukan sebagai upaya pencegahan penyebaran wabah virus corona. Dr Waffie menyampaikan masjid-masjid diimbau ditutup selama dua pekan.
"Meskipun diperbolehkan menurut hukum untuk melaksanakan sholat Jumat dengan jumlah pertemuan kecil, dewan berpendapat bahwa kita harus menutup pelaksanaan sholat Jumat selama dua minggu ke depan," kata Dr Waffie Mohammed seperti dilansir Trinidad and Tobago Newsday pada Sabtu (21/3).
“Virus ini pada tahap awalnya tidak terdeteksi dalam gejalanya. Orang-orang yang datang ke masjid dalam jumlah besar bisa terinfeksi, dan karena sholat Jumat adalah pertemuan, kami telah memutuskan untuk menutup masjid selama dua minggu. Ini untuk keselamatan dan perlindungan semua orang. " tambah Dr Waffie.
Sementara itu Imam Masjid ASJA San Fernando, Imam Atiff Sulaimani mengungkapkan kebijakan itu bukan berarti pengusus masjid menutup pintu-pintu masjid. Untuk opsional sholat lima waktu berjamaah dapat dilakukan dengan tidak lebih dari sepuluh orang.
"Jangan disebut bahwa kita menutup pintu-pintu masjid, sama sekali tak begitu. Semua imam masjid masing-masing akan memfasilitasi pelaksanaan shalat Jumat dan sholat lima waktu setiap hari. Mayoritas masjid di Trinidad dan Tobago menangguhkan sholat Jumat dan sholat lima waktu selama dua minggu, tergantung pada situasinya, itu bisa menyesuaikan kembali," katanya.
Namun demikian Sulaimani meminta umat muslim untuk sholat di rumah mereka masing-masing. Sulaimani menjelaskan sholat Jumat adalah kewajiban bagi setiap muslim laki-laki namun demikian pelaksanaan hanya bisa dilakukan di masjid tidak dilakukan di rumah. Namun demikian untuk sholat lima waktu dapat dilakukan di mana pun baik di masjid maupun di rumah.
Sulaimani mengatakan meski keputusan itu diambil untuk menghindari pertemun besar, namun sholat Jumat menurutnya akan dilakukan oleh imam masjid dengan jamaah lima hingga sepuluh orang. Hal yang sama akan dilakukan untuk sholat subuh, dzuhur, ashar, magrib, dan Isya. Sementara beberapa imam lainnya memilih mendukung keputusan Dewan Cendekiawan untuk menutup masjid untuk sholat Jumat. Instritut Islam Darul Uloom meminta pelajarnya untuk tidak menghadiri pertemuan sholat Jumat.
“Kami telah meminta para wanita dan anak-anak untuk menjauh dari sholat Jumat. Itu tidak wajib bagi mereka. Kami akan membatasi jumlah orang untuk Jumat besok." Mufti Khayam Hosein, yang mengelola Institut Darul Uloom.