REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota senior Komite Olimpiade Jepang (JOC) Kaori Yamaguchi mendesak agar penyelenggaraan pesta olahraga empat tahunan itu ditunda mempertimbangkan kondisi saat ini ketika hampir semua negara terserang pandemi COVID-19.
"Olimpiade 2020 harus ditunda di tengah situasi ini, ketika atlet tidak bisa mempersiapkan diri secara maksimal," kata Yamaguchi kepada harian Nikkei seperti dikutip AFP di Jakarta, Sabtu (21/3)
Yamaguchi, yang merupakan peraih medali perunggu cabang judo di Olimpiade 1998 Seoul itu satu-satunya anggota dewan JOC pertama yang menyerukan penundaan Olimpiade Tokyo.Ia mengatakan bahwa sikap Komite Olimpiade Internasional (IOC) yang bersikeras menggelar Olimpiade sesuai jadwal merupakan sikap yang tak bertanggung jawab, karena itu telah menunjukkan bahwa IOC sebetulnya tak menempatkan atlet sebagai prioritas.
"Dengan meminta mereka untuk tetap berlatih di tengah kondisi seperti ini, IOC membuka sendiri kritik bahwa mereka tidak menempatkan atlet sebagai prioritas," katanya.
"Olimpiade tidak seharusnya digelar ketika orang-orang di seluruh dunia tak bisa menikmatinya," ujarnya menambahkan.
Yamaguchi berencana menyampaikan kritik tersebut ke IOC saat bertemu dengan JOC, Jumat pekan depan. Ia juga akan meminta IOC untuk menetapkan tenggat waktu dalam memutuskan apakah Tokyo 2020 ditunda atau tidak.
Sementara itu, Presiden IOC Thomas Bach menegaskan bahwa pembatalan Olimpiade 2020 merupakan keputusan yang 'prematur.' Ia bahkan membuang jauh-jauh skenario pembatalan itu.
"Pembatalan tidak masuk agenda. Kami bertekad menyukseskan Olimpiade ini," kata Bach kepada New York Times, Kamis (19/3),IOC dan panitia penyelenggara Tokyo 2020 telah berulang kali menegaskan bahwa Olimpiade bakal digelar sesuai jadwal, yaitu pada 24 Juli sampai 9 Agustus, meski banyak turnamen kualifikasi dibatalkan akibat virus corona. Hal itu langsung memunculkan pertanyaan, kritikan, bahkan kecaman dari para atlet.