REPUBLIKA.CO.ID, Sihir merupakan salah satu bentuk permintaan bantuan manusia kepada setan untuk mendatangkan manfaat atau menolak bahaya. Sebagai ilmu yang tua, sihir kerap ditemukan pada budaya masa lampau.
Praktik sihir pun pernah marak pada masa jahiliyah. Para tukang tenung masih ditemukan bahkan saat kenabian. Rasulullah SAW juga pernah diserang tukang sihir. Hadis yang bersumber dari Aisyah Ra mengisahkan, serangan itu bahkan membuat Nabi berhalusinasi mendatangi istri-istrinya, padahal tidak.
Lantas, dia bersabda, “Wahai Aisyah, apakah kamu tahu bahwa Allah telah mengabulkanku ketika aku meminta? Dua orang mendatangiku. Salah seorang dari mereka duduk di dekat kepalaku, sedang yang lainnya di dekat kakiku. Orang yang duduk di dekat kepalaku berkata kepada yang lain, “Bagaimana keadaan orang ini?” Yang ditanya menjawab, ‘Dia tersihir.’ Yang satu bertanya lagi, ‘Siapakah yang menyihirnya?’
Yang lain menjawab, ‘Labid bin al-A’sham. Seorang sekutu dari Bani Zuraiq. Dia sekutu orang Yahudi, dia orang munafik.’ Yang satunya bertanya lagi, ‘ Di mana sihir itu ditempatkan?’ Yang lain menjawab, ‘pada sisir dan rontokan rambut. Yang satu bertanya, ‘dimana benda itu diletakkan?’ Yang lain menjawab, ‘Di kulit mayang kurma, di bawah batu, di dalam sumur Dzarwan.’
Aisyah lantas melanjutkan ceritanya. “Lalu beliau datang ke sumur itu dan berkata, ‘inilah sumur yang diperlihatkan kepadaku. Air sumur ini seperti air rendaman pacar. Sedangkan ujung dahan pohon kurmanya bagaikan kepala-kepala setan. ‘
Aku bertanya, “Ya Rasulullah, apakah engkau tidak menyebarkan hal ini?’ Beliau menjawab, ‘tidak. Allah telah menyembuhkanku dan aku tidak ingin menyebabkan keburukan untuk orang lain/ ‘ (HR Bukhari).
Dalam hadis riwayat Imam ahmad, disebutkan jika Zaid bin Arqam pernah mengisahkan, seorang lelaki Yahudi menyihir Nabi SAW. Nabi pun mengeluh sakit beberapa hari. Kemudian, Jibril mendatangi Nabi dan berkata, ‘Seorang Yahudi telah menyihirmu. Dia membuat buhul di sumur ini. Utuslah seseorang untuk mendatangi sumur itu dan mengambilnya’.
Rasulullah pun mengutus seorang untuk mengeluarkan buhul itu. Orang itu lantas mendatangi Rasulullah SAW. Lalu, Nabi SAW mengurainya. Rasulullah berdiri seakan-akan bangkit dari ikatan. Beliau tidak menyebutkannya kepada orang Yahudi itu, tidak pula melihatnya sampai Nabi SAW meninggal dunia.
Imam Ibnu Katsir menjelaskan, Nabi SAW pernah mendapat ruqyah dari Jibril AS untuk melepaskan diri dari segala penyakit. Ketika itu, Jibril berucap, “Dengan nama Allah aku meruqiyahmu dari segala sesuatu yang akan menyakitimu dan dari kejahatan segala makhluk atau kejahatan mata yang dengki. Allah lah yang menyembuhkanmu. Dengan nama Allah aku meruqyahmu.”
Bagi kita yang awam, Nabi SAW mencontohkan untuk membuat benteng perlindungan dari sihir lewat bacaan Alquran.“Dan Kami turunkan dari Alquran sesuatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang yang beriman, sedangkan bagi orang yang zalim (Alquran itu) hanya akan menambah kerugian.” (QS Al Isra:82).
Setiap menjelang tidur, Rasulullah selalu mengumpulkan kedua telapak tangannya. Dia kemudian meniupnya lalu membaca tiga surah Alquran. al Ikhlas, al-Falaq, dan an-Nas. Tiga surah ini disebut dengan al-muawwidzat ( surah-surah perlindungan). Saat Nabi SAW sakit parah, Aisyah yang membacakan tiga surah itu. Kemudian, dia mengusapkan tangannya ke tubuh Nabi SAW.