Ahad 22 Mar 2020 18:00 WIB

Cara Bintang Basket Indonesia Siasati Penundaan IBL

Diftha Pratama kini bisa lebih dekat dengan anak.

Rep: Fitriyanto/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Logo IBL 2020(IBL)
Foto: IBL
Logo IBL 2020(IBL)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penundaan IBL Pertamax 2020 membuat pemain lebih memiliki banyak waktu untuk keluarga. Demikian halnya dengan penggawa Prawira Bandung Diftha Pratama, yang kini lebih dekat dengan anak.

Memiliki buah hati merupakan kebahagiaan yang luar biasa. Termasuk Diftha Pratama dengan memiliki putri, Briella Seraphine, yang kini masuk usia empat bulan. Ketika IBL Pertamax 2020 mengalami penundaan karena wabah Covid-19, Diftha justru bisa lebih dekat dengan putrinya.

Diftha kini berada di rumahnya di Bandung, setelah tim Prawira Bandung libur. Wabah Covid-19 sudah mengubah wajah kotanya. Menurut Diftha, kini jalanan Bandung terlihat sepi. Tempat makan yang jadi primadona pun ikut sepi. Semuanya kini menjalankan anjuran pemerintah untuk tetap di rumah. 

"Saya ya di rumah saja. Sejak tim memutuskan untuk meliburkan latihannya." tegasnya, dilansir dari laman IBL Indonesia, Ahad (22/3).

Meski di rumah, Diftha tetap mengikuti perkembangan liga. Soal kelanjutan liga, Diftha mengatakan akan bergantung pada kondisi negara. "Kalau cepat teratasi virus ini, mungkin liga bisa lanjut di periode Juni - Juli. Tetapi yang terlama ya September. Atau bahkan kasus terburuk liga kita bisa dihentikan sekalian," kata pemain kelahiran Palembang tersebut. 

Momen penundaan liga bisa jadi berkah buat Diftha. Sebab, kini ia bisa lebih dekat dengan putrinya. Apalagi putrinya sudah bisa diajak bermain. Peluang bagi Diftha untuk mendekatkan diri dengan putrinya.

"Kalau di rumah sekarang ya main sama anak. Mumpung lagi di rumah, dan anaknya sudah bisa diajak bercanda," katanya sembari tertawa. "Kalau untuk jaga kondisi, saya work out saja, pagi atau sore," ujarnya.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement