Ahad 22 Mar 2020 18:22 WIB

Garuda Cari Cara Atasi Dampak Virus Corona terhadap Bisnis

Menteri BUMN menyebut Garuda Indonesia sebagai BUMN paling terdampak corona.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Dwi Murdaningsih
Personel dari Garuda Maintenance Facility (GMF) Aero Asia melakukan proses desinfeksi di pesawat Garuda Indonesia di Hanggara GMF, Cengkareng, Jumat (6/3) dengan menggunakan cairan desinfektan  berkadar alkohol 70 persen. (Republika/Rahayu Subekti)
Foto: Republika/Rahayu Subekti
Personel dari Garuda Maintenance Facility (GMF) Aero Asia melakukan proses desinfeksi di pesawat Garuda Indonesia di Hanggara GMF, Cengkareng, Jumat (6/3) dengan menggunakan cairan desinfektan berkadar alkohol 70 persen. (Republika/Rahayu Subekti)

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA – Pandemi virus corona memberikan dampak tersendiri bagi kelangsungan bisnis maskapai Garuda Indonesia. Akibat situasi virus corona tersebut, Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan perusahaan pada akhirnya harus melakukan upaya untuk mengatasi dampak virus corona terhadap operasional maskapai.

“Rute tetap (tidak ada pemangkasan), frekuensi saja yang terkadang dikurangi,” kata Irfan kepada Republika.co.id, Ahad (22/3).

Baca Juga

Meskipun begitu, saat ini Garuda juga masih membuka rute penerbangan dari dan ke Aurstralia serta Belanda. Irfan mengatakan rute tersebut tetap beroperasi menyusul restriksi pergerakan warga negara asing ke sejumlah negara terkait dengan pandemi virus Covid-19.

“Keberlanjutan pengoperasian layanan penerbangan dari dan menuju Australia dan Belanda tersebut merupakan bentuk dukungan Garuda Indonesia untuk memfasilitasi pergerakan warga negara Indonesia yang akan kembali ke Indonesia,” ucap Irfan.

 Irfan menuturkan Garuda juga akan melayani penerbangan bagi warga Belanda dan Australia yang masih berada di Indonesia. Khususnya bagi warga Belana dan Australia yang ingin kembali ke negaranya dari Indonesia.

Dampak lain yang juga paling terasa bagi Garuda saat ini yakni utang perusahaan yang kini mendekati jatuh tempo. Irfan mengatakan saat ini Garuda masih mengupayakan negosiasi untuk pembayaran utang karena kondisi bisnis yang juga terdampak akibat pandemi Covid-19.

Irfan yakin proses negosiasi yang tengah dilakukan tersebut bisa berjalan lancar karena pandemi korona memang saat ini cukup berdampak bahkan hingga ekonomi global. “Masih terus berjalan (negosiasi utang). Kami optimistis,” ucap Irfan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement