REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pandemi virus corona memberikan dampak tersendiri bagi kelangsungan bisnis maskapai Garuda Indonesia. Akibat situasi virus corona tersebut, Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan perusahaan pada akhirnya harus melakukan upaya untuk mengatasi dampak virus corona terhadap operasional maskapai.
“Rute tetap (tidak ada pemangkasan), frekuensi saja yang terkadang dikurangi,” kata Irfan kepada Republika.co.id, Ahad (22/3).
Meskipun begitu, saat ini Garuda juga masih membuka rute penerbangan dari dan ke Aurstralia serta Belanda. Irfan mengatakan rute tersebut tetap beroperasi menyusul restriksi pergerakan warga negara asing ke sejumlah negara terkait dengan pandemi virus Covid-19.
“Keberlanjutan pengoperasian layanan penerbangan dari dan menuju Australia dan Belanda tersebut merupakan bentuk dukungan Garuda Indonesia untuk memfasilitasi pergerakan warga negara Indonesia yang akan kembali ke Indonesia,” ucap Irfan.
Irfan menuturkan Garuda juga akan melayani penerbangan bagi warga Belanda dan Australia yang masih berada di Indonesia. Khususnya bagi warga Belana dan Australia yang ingin kembali ke negaranya dari Indonesia.
Dampak lain yang juga paling terasa bagi Garuda saat ini yakni utang perusahaan yang kini mendekati jatuh tempo. Irfan mengatakan saat ini Garuda masih mengupayakan negosiasi untuk pembayaran utang karena kondisi bisnis yang juga terdampak akibat pandemi Covid-19.
Irfan yakin proses negosiasi yang tengah dilakukan tersebut bisa berjalan lancar karena pandemi korona memang saat ini cukup berdampak bahkan hingga ekonomi global. “Masih terus berjalan (negosiasi utang). Kami optimistis,” ucap Irfan.