Ahad 22 Mar 2020 19:42 WIB

Panen Raya Bawang Putih Pekalongan Munculkan Optimisme

Panen raya bawang putih di Pekalongan hasilkan 15,5 ton per hektare.

Panen raya bawang putih di Pekalongan, Sabtu (21/3).
Foto: Dok Istimewa
Panen raya bawang putih di Pekalongan, Sabtu (21/3).

REPUBLIKA.CO.ID, PEKALONGAN— Kabupaten Pekalongan Jawa Tengah melangsungkan panen raya bawang putih dengan total luas lahan 50 hektare.

Dalam panen raya yang dihadiri Bupati Pekalongan, Asip Kholbihi, di Kecamatan Petungkriyono pada Sabtu (21/3)ini, menghasilkan sekitar 15,5 ton bawang putih per hektare dimana hasil tersebut cukup maksimal di tengah kondisi musim hujan saat ini.

Baca Juga

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pekalongan, Siswanto, mengatakan dengan keberhasilan program tanam hingga panen tersebut menggambarkan bahwa potensi pertanian Pekalongan sangat mendukung produksi bawang bawang putih nasional. 

"Panen ini menjadi pilot project kami di Kabupaten Pekalongan. Potensi bawang putih di Kabupaten Pekalongan sangat tinggi karena didukung ketersediaan dan kesuburan lahan serta agroekologi yang cocok, juga kemampuan dan kekompakan petani yang ada," ujar Siswanto. 

Menurut Siswanto, kunci sukses program tanam bawang putih di Pekalongan tersebut terletak pada bagaimana membangkitkan semangat dan kekompakan para petani agar mau menerapkan teknologi yang dianjurkan dan dukungan pemerintah serta bimbingan penyuluh pertanian. "Intinya bagaimana petani mengikuti anjuran penyuluh pertanian. Insya Allah akan sukses itu," ujar dia.

Selain itu, pihaknya juga belajar dari pengalaman soal penggunaan pupuk yang menjadi kunci keberhasilan tanam bawang putih hingga memberikan hasil yang maksimal meski kondisi cuaca yang tidak stabil.

"Dulu kami mencoba di lahan 1 hektare dengan pupuk A tidak berhasil. Kami coba lagi di lahan 10 hektare dengan pupuk B kurang juga maksimal. Nah di lahan 50 hektare ini kami gunakan pupuk C hasilnya bagus. Makanya pada saat panen kami juga mengundang para produsen pupuk itu untuk melihat langsung hasilnya seperti apa," terangnya.

Dia berharap, pemerintah dapat memberikan dukungan dan fasilitasi bagi petani di Pekalongan baik berupa penyediaan benih, pupuk dan bimbingan teknis, termasuk jaminan stabilitas harga.

Sementara itu, penyuluh pertanian lapangan (PPL) Kecamatan Petungkriyono, Eko Riswanto, mengatakan petani di wilayah tersebut pada dasarnya sudah memiliki kemampuan dan sejarah panjang dalam menanam bawang putih. Hanya saja selama sepuluh tahun terakhir tidak berjalan karena beberapa faktor.

"Makanya pada 2019 kebetulan ada  dukungan program untuk mengembangkan tanaman bawang putih, maka kita menginisiasi beberapa kelompok tani yang kemudian didukung juga dinas pertanian kabupaten," kata Eko. 

Eko menegaskan program tanam bawang putih tidak akan maksimal jika hanya dilaksanakan setengah-setengah atau sebagian kelompok tani yang lahannya mendukung sehingga dibutuhkan kekompakan dan kebersamaan berbagai kelompok secara gotong royong sehingga hasilnya bisa maksimal.

Terkait dengan penggunaan pupuk sendiri, Eko membeberkan bahwa para petani menggunakan pupuk kandang dari kotoran ayam petelur bukan pedaging saat proses tanam ditambah dengan pupuk tambahan setelah lima hari tanam sehingga hasilnya bisa maksimal meski di musim hujan.

"Pakai pupuk kotoran ayam petelur terus diberi pupuk organik cair (POC) setelah lima hari tanam. Dan disemprot setiap empat hari karena musim hujan," ungkap Eko.

Eko menerangkan hasil panen di Petungkriyono sendiri nantinya diperuntukan untuk penangkaran benih yang selanjutnya akan ditanam dan dikembangkan oleh para petani.

Belajar dari kesuksesan tersebut, Eko bersama jajaran terkait di Pekalongan optimistis nantinya penangkaran tersebut dapat menghasilkan umbi bawang putih yang besar, unggul dan berkualitas apalagi jika ditanam saat musim kemarau.

"Ini untuk musim hujan saja hasilnya maksimal. Jika musim kemarau umbinya akan lebih bagus dan lebih besar bahkan dibanding dengan bawang putih impor itu kita berani diadu," ujar dia. 

 

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement