Ahad 22 Mar 2020 20:28 WIB

Pemerintah Harus Pastikan Pasokan Masker, Hand Sanitizer

Ketiadaan pasokan masker dan hand sanitizer di pasaran membuat masyarakat cemas.

Persedian hand sanitizer di Apotek Kimia Farma Padang, Sumatra Barat sudah habis terjual, Senin (16/3). Ketiadaan pasokan masker dan hand sanitizer di pasaran membuat masyarakat cemas.
Foto: ANTARA FOTO
Persedian hand sanitizer di Apotek Kimia Farma Padang, Sumatra Barat sudah habis terjual, Senin (16/3). Ketiadaan pasokan masker dan hand sanitizer di pasaran membuat masyarakat cemas.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Sekretaris Jenderal Ikatan Ahli Kebencanaan Indonesia (IABI) Dicky Pelupessy menyarankan pemerintah untuk memastikan ketersediaan masker dan penyanitasi tangan berbasis alkohol (hand sanitizer) di pasar. Ia mengatakan, kedua produk tersebut perlu ada demi mengurangi kecemasan masyarakat dalam menghadapi pandemi Covid-19.

"Sebaiknya pasokannya diperbanyak, ditambah, dan diperluas," kata Dicky kepada wartawan Antara dan RRI usai jumpa pers yang diadakan oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Kantor Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Ahad, terkait panic buying.

Baca Juga

Panic buying adalah fenomena di mana masyarakat melakukan pembelian berlebih atau yang biasa disebut penimbunan barang tertentu pada saat terjadi situasi darurat. Dicky mengatakan bahwa agak sulit menetapkan patokan jumlah barang yang seharusnya dibeli masyarakat agar tidak melakukan pembelian berlebihan secara panik karena beberapa barang sedikit di pasaran, seperti masker dan penyanitasi tangan itu.

Di saat wabah virus Covid-19 terjadi seperti sekarang ini, masyarakat diliputi kecemasan karena takut barang yang mendesak dibutuhkan tidak ada atau sulit didapatkan di pasaran. Barang-barang yang menjadi incaran masyarakat saat ini adalah penyanitasitangan dan masker.

Masyarakat pun berbondong-bondong mencari dan membeli produk-produk tersebut. Alhasil harga kedua barang itu menjadi melonjak tinggi dan sulit dicari dan didapatkan.

"Pemerintah harus serius untuk kemudian menyediakan barang-barang yang dibutuhkan mendesak agar membuat orang merasa aman," kata Dicky.

Dicky menyarankan agar masyarakat cerdas dalam berbelanja barang kebutuhan saat menghadapi wabah virus Covid-19 ini, bukan panik berbelanja sehingga berbelanja berlebihan dan seolah menimbun barang. Ia mengajak warga tapi menggunakan akal sehat dalam berbelanja yakni berbelanja sesuai kebutuhan dan kemampuan.

"Ada barang-barang yang lebih sedikit atau pasokannya lebih kurang dibanding barang yang lain jadi agak sulit menggunakan patokan," katanya.

Bila perlu, menurut Dicky, pemerintah bisa memastikan ketersediaan barang dengan menunjukkan kepada masyarakat bahwa pasokan barang mendesak itu aman. Misalnya satu pabrik atau anak perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang biasanya bergerak di usaha lain sekarang memroduksi masker.

"Itu memberikan sinyal yang baik," katanya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement