Senin 23 Mar 2020 11:25 WIB

Kroasia Perlonggar Karantina Corona karena Gempa

Kroasia dilanda Gempa pada Ahad yang dinilai terkuat dalam 140 tahun.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nur Aini
Suasana Kota Dubrovnik di Kroasia.
Foto: EPA
Suasana Kota Dubrovnik di Kroasia.

REPUBLIKA.CO.ID, ZAGREB -- Gempa bumi dengan kekuatan 5,3 SR melanda Kroasia membuat kerusakan pada banyak bangunan pada Ahad (22/3). Kondisi itu membuat isolasi kota dilonggarkan untuk warga.

Badan seismologi Eropa, EMSC, mengatakan gempa 5,3 SR melanda wilayah yang luas di utara ibu kota, Zagreb, pada 06.23 waktu setempat. Pusat gempa berada 7 kilometer utara Zagreb pada kedalaman 10 kilometer.

Baca Juga

Perdana Menteri Andrej Plenkovic mengatakan gempa itu adalah yang terbesar di Zagreb dalam 140 tahun terakhir. Peristiwa ini terjadi di tengah karantina wilayah dalam upaya menahan penyebaran virus corona.

Warga ibu kota Kroasia diperintahkan untuk menghindari area publik, seperti taman dan lapangan umum. Namun, mereka tidak punya banyak pilihan ketika meninggalkan tempat tinggal untuk mencari tempat aman setelah gempa terjadi.

Pemerintah pun membolehkan perkumpulan hingga lima orang untuk bersama sambil menjaga jarak. Upaya itu dilakukan agar tetap menetapkan pembatasan sosial yang tengah kelompok orang berkumpul.

Menteri Kesehatan Vili Beros memperingatkan orang-orang untuk menjaga pembatasan sosial hingga 2 meter. Rekomendasi tersebut seperti yang diminta oleh keputusan yang dikeluarkan oleh pemerintah dalam upaya untuk mencegah penyebaran Covid-19. Saat ini negara itu memiliki 235 kasus yang dikonfirmasi.

"Gempa bumi berbahaya, tetapi virus korona bahkan lebih," kata Beros, ketika orang-orang bergegas keluar dari rumah untuk berkumpul di taman kota.

Banyak bangunan retak dan dinding dan atap rumah rusak. Jalanan dipenuhi puing-puing dengan potongan beton jatuh pada mobil dan cerobong asap mendarat di depan pintu masuk. Cuplikan video dari tempat kejadian menunjukkan para ibu mengenakan gaun tidur memeluk bayi yang baru lahir di tempat parkir ketika mengevakuasi rumah sakit bersalin yang rusak di tengah suhu yang membeku. Para perempuan, bayi baru lahir, dan inkubator dipindahkan ke lokasi baru dengan bantuan tentara.

Kondisi rumah dan fasilitas umum yang rusak, beberapa warga Zagreb tidak setuju dengan pernyataan Beros. "Gempa bumi lebih penting daripada virus korona. Jika gempa bumi menghantam, dan Anda berada di bawah pintu, Anda khawatir tentang diri Anda terlebih dahulu dan kemudian baru masker" warga asal Peru yang tinggal di Zagreb.

Perdana Menteri Andrej Plenkovic mendesak warga untuk tetap tenang dan kembali ke rumah jika memungkinkan. "Kami memiliki dua krisis paralel yang saling bertentangan," kata Plenkovic setelah pertemuan darurat para pejabat tinggi Kroasia.

Menteri Dalam Negeri Davor Bozinovic mengatakan situasinya diperumit dengan langkah-langkah terkait virus yang membatasi. "Kami menghadapi dua krisis simultan, satu tidak dapat diprediksi dan yang lainnya tidak terlihat," katanya

"Ada aturan untuk kapan ada gempa bumi, tetapi ketika ada gempa bumi pada saat yang sama ketika ada pandemi global, maka itu adalah situasi yang jauh lebih kompleks," kata ujar Bozinovic. 

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement