Senin 23 Mar 2020 14:24 WIB

Opsi Turunkan Harga BBM, Pertamina Tunggu Arahan ESDM

Harga BBM ditentukan oleh harga minyak, nilai tukar dan inflasi.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Dwi Murdaningsih
Karyawan melayani pengisian bahan bakar minyak (BBM) kendaraan konsumen di SPBU Coco Plaju, Palembang, Sumatera Selatan, Kamis (20/2/2020).
Foto: Antara/Nova Wahyudi
Karyawan melayani pengisian bahan bakar minyak (BBM) kendaraan konsumen di SPBU Coco Plaju, Palembang, Sumatera Selatan, Kamis (20/2/2020).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Presiden Joko Widodo pada ratas sempat meminta Kementerian ESDM dan Pertamina untuk menyesuaikan harga jual BBM ditengah harga minyak dunia yang anjlok. Menanggapi hal tersebut, VP Coorporate Communication Pertamina, Fajriyah Usman mengatakan Pertamina selaku operator akan menyesuaikan dengan peraturan pemerintah.

Ia menjelaskan sampai saat ini harga BBM mengacu pada ketentuan dari Kementrian ESDM, dan Pertamina selalu taat dengan hal tersebut.

Baca Juga

"Apabila nanti ada perubahan peraturan atau kebijakan, Pertamina akan menyesuaikan," ujar Fajriyah, Senin (23/3).

Ia juga menjelaskan bahwa harga BBM ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain harga minyak dunia, nilai tukar rupiah terhadap dolar juga inflasi. Kedua, perhitungan harga jual BBM non Subsidi dan Non Penugasan ditetapkan Pertamina periodik bulanan dengan mempertimbangkan salah satunya adalah perkembangan harga minyak dan harga BBM di pasaran.

"Pertamina akan mengacu pada kebijakan dan ketentuan Kementrian ESDM dalam hal penyesuaian harga BBM non subsidi. Sedangkan harga BBM subsidi atau penugasan adalah kewenangan pemerintah untuk penetapan harga jualnya," ujar Fajriyah.

Terkait penurunan, sebenarnya, kata Fajriyah pertamina sudah melakukan penurunan harga BBM non subsidi sejak Februari lalu dan harga BBM Pertamina yang berlaku saat ini masih kompetitif. "Pertamina terus memantau pergerakan harga minyak dunia dan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar sebagai faktor utama yang menentukan harga BBM," ujar Fajriyah.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement