REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI sudah menyiapkan antisipasi jika Olimpiade Tokyo 2020 ditunda. Sekretaris Kemenpora RI, Gatot S Dewa Broto mengatakan, langkah tersebut pun sudah menjadi arahan dari Menpora RI, Zainudin Amali.
"Menpora sudah memberi arahan agar diantisipasi skenario lain jika memang Olimpiade 2020 ini mundur. Karena, kami tak bisa menggunakan satu skenario saja," kata Gatot di Jakarta, Senin (23/3).
Gatot menyampaikan, langkah yang akan disiapkan pemerintah adalah memperpanjang pemusatan latihan nasional (pelatnas) masing-masing cabang olahraga (cabor). Kemudian, penggabungan pelatnas juga disebut merupakan salah satu opsi yang dapat dilakukan.
"Ya skenario itu mungkin yang harus dipersiapkan. Harus dilakukan seperti misalnya pelatnas diperpanjang. Atau sistem away, latihan jarak jauh. Cuma yang jadi masalah adalah atlet tidak boleh diam, mereka ahrus tetap ada aktivitas," ucap Gatot.
Di satu sisi, pemerintah akan mematuhi keputusan Komite Olimpiade Internasional (IOC) terkait penyelenggaraan Olimpiade Tokyo 2020 yang terancam ditunda akibat pandemik COVID-19 (Virus Corona).
Gatot menyampaikan, Indonesia merupakan salah satu anggota IOC yang wajib mengikuti arahan dan keputusan komite tertinggi terkait olimpiade.
"Kami sebagai anggota IOC tentu saja masih menunggu, mengingat hanya IOC dan pihak Panitia Penyelenggara Olimpiade 2020 yang bisa menentukan. Kalau di sana sudah menentukan, ya kami patuh," ujar Gatot.
Untuk mengikuti perkembangan berita terkini, Kemenpora akan terus berkoordinasi dengan National Olympic Commitee (NOC) Indonesia. Sebab, NOC Indonesia merupakan satu-satunya pihak yang dapat berkomunikasi resmi dengan IOC ihwal olimpiade.
"Yang berkoordinasi itu bukan pemerintah, tapi NOC," ucapnya.
Terkait persiapan, Gatot berpendapat kontingen indonesia tetap melakukan persiapan sesuai rencana kapanpun olimpiade digelar, dan sebelum keputusan resmi terkait penyelenggaraan olimpiade resmi dikeluarkan.