REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Israel melaporkan 135 kasus baru virus corona tipe baru atau Covid-19 pada Ahad (22/3). Saat ini Israel memiliki 1.238 pasien positif corona.
Menurut Kementerian Kesehatan Israel, sebanyak 24 pasien berada dalam kondisi serius dan 34 lainnya sakit sedang. Dalam 24 jam terakhir, lima ribu tes Covid-19 telah dilakukan. Menteri Keamanan Publik Israel Gilad Erdan mendesak agar penguncian total negara segera dilakukan. Dia pun menyerukan penegakan hukum yang lebih besar.
"Ketakutan saya adalah apa yang akan terjadi dalam satu atau dua pekan (mendatang). Sepekan lalu saya menyatakan pendapat saya bahwa kita harus memiliki karantina penuh (negara) selama dua pekan, dengan penegakan yang lebih luas. Jumlah opsi untuk meninggalkan rumah (dalam skenario itu) akan lebih terbatas," kata Erdan pada Senin (23/3) dikutip laman Times of Israel.
Israel telah menerapkan pembatasan aktivitas bagi warganya. Mereka diizinkan keluar hanya untuk membeli logistik dan mencari perawatan medis.
Pengecualian pun dilakukan bagi mereka yang hendak menghadiri demonstrasi, menyumbangkan darah, menghadiri sidang pengadilan, mencari bantuan dari layanan kesejahteraan, menghadiri layanan keagamaan, termasuk pernikahan dan pemakaman. Namun kegiatan-kegiatan itu tidak boleh dihadiri lebih dari 10 orang.
Warga Israel pun masih diizinkan berolahraga di luar ruangan. Namun tidak diperkenankan lebih dari dua orang berdampingan. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dilaporkan akan mengadakan pertemuan untuk membahas apakah karantina wilayah secara total perlu dilakukan.