REPUBLIKA.CO.ID, KUDUS - Pemerintah Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, mencatat jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) yang menjalani perawatan di rumah sakit bertambah menjadi 13 orang. Ini bertambah empat orang dari sebelumnya hanya sembilan pasien yang memiliki gejala mirip terpapar virus coronapenyebab COVID-19.
"Hari ini jumlah pasien berstatus PDP sebanyak 13 orang, sebanyak tujuh orang di antaranya berasal dari dalam wilayah Kudus dan enam orang dari luar wilayah Kudus," kata juru bicara pencegahan dan pengendalian COVID-19 di Kabupaten Kudus Andini Aridewi di Kudus, Senin (23/3).
Sementara jumlah pasien per hari Ahad(22/3) jumlah PDP yang total pasien dirawat di Kudus ada sembilan orang, meliputi pasien dalam wilayah empat orang dan luar wilayah lima orang.
Untuk jumlah orang dalam pemantauan, kata dia, berjumlah 84 orang, meliputi luar wilayah sebanyak 36 orang dan dalam wilayah sebanyak 48 orang.
Ia mengungkapkan pasien berstatus PDP dari dalam wilayah sebanyak empat orang dirawat di RSUD Loekmonohadi Kudus dan tiga pasien dirawat di RS Aisyiyah Kudus.
Sementara untuk luar wilayah Kudus tercatat ada enam pasien, meliputi empat orang dirawat di RSUD Kudus dan dua orang di RS Mardi Rahayu Kudus.
Seseorang disebut ODP, kata dia, karena orang tersebut memiliki gejala demam lebih dari 38 derajat celcius atau ada riwayat demam atau ispa tanpa pneumonia dan memiliki riwayat perjalanan ke negara yang terjangkit pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala.
Sementara PDP, merupakan orang yang mengalami gejala demam di atas 38 derajat celcius atau riwayat demam, ispa dan pneumonia ringan hingga berat serta memiliki riwayat perjalanan ke negara terjangkit atau kontak dengan orang yang terkonfirmasi positif COVID-19 dalam 14 hari terakhir.
Terkait pasien COVID-19 yang ada sekarang, kata dia, belum semuanya dilakukan tes sampel swaptenggorokan di laboratorium Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) karena kehabisan alat VTM (viral transport media) atau pengangkut sampel spesimen.
Hingga kini, lanjut dia, masih ada delapan pasien yang belum dilakukan tes sampel swap tenggorokan karena menunggu alat VTM.
"Sudah berupaya mengajukan, namun hingga sekarang belum juga tersedia," ujarnya.
Direktur Rumah Sakit Aisyiyah Kudus Hilal Ariadi menambahkan tiga PDP yang dirawat di RS Aisyiyah Kudus merupakan pasien asal Kudus yang sebelumnya memiliki riwayat selesai bepergian di wilayah pandemi COVID-19.
"Mereka rujukan dari Puskesmas Rejosari. Dua pasien dari Surabaya dan yang satu kuliah di Semarang dengan keluhan panas, batuk dan pilek," ujarnya.
Untuk hasil pemeriksaan pasien, katanya, masih dilakukan observasi, mengingat RS Aisyiyah merupakan rumah sakit lini ketiga.
Terkait dengan ketersediaan alat pelindung diri (APD) khusus penanganan pasien "suspect" virus corona, mulai dari penutup kepala, kaca mata, baju serta celana hingga sepatu, kata dia, masih membutuhkan tambahan karena setiap hari menghabiskan enam APD, sedangkan yang tersedia hanya 15 unit.