REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Korea Selatan (Korsel) melaporkan angka terendah kasus baru virus corona sejak puncak wabah empat pekan yang lalu. Laporan ini memicu harapan meredanya wabah di negara yang paling terdampak di Asia setelah China.
Pada Senin (23/3) Korsel melaporkan 64 kasus baru virus yang dikenal sebagai Covid-19 itu dalam 24 jam terakhir. Saat ini total kasus di Negeri Ginseng menjadi 8.961.
Dilansir BBC pejabat kesehatan Korsel memperingatkan untuk tidak puas dengan angka ini. Sebab menurut mereka pertarungan menghadapi wabah Covid-19 masih panjang.
Kantor berita Yonhap melaporkan Korsel sudah mengalami dua gelombang infeksi. Gelombang pertama pada 20 Januari lalu saat mereka mengonfirmasi pasien pertama. Gelombang kedua terjadi di sebuah gereja di Daegu.
Kini Korsel bersiap untuk menghadapi gelombang ketiga yaitu gelombang infeksi dari luar negeri terutama Eropa yang kini menjadi episentrum baru Covid-19. Pemerintah Korsel berencana memasang 20 bilik pemeriksaan yang berbentuk seperti bilik telepon umum di Bandara Incheon. Langkah ini diharapkan dapat mempercepat pemeriksaan penumpang dari Eropa.
Sebelumnya Korsel melaporkan mereka telah memeriksa lebih dari 1.440 penumpang yang berasal dari Eropa. Korsel berusaha mencegah penumpang dari Eropa yang sakit masuk ke negara mereka. Kantor Perdana Menteri Korsel Chung Se-kyun mengatakan 152 penumpang yang tiba pada Ahad (22/3) kemarin diperiksa di fasilitas isolasi bandara karena merasa demam dan sesak napas.
Kantor perdana menteri menambahkan 1.290 penumpang lainnya dibawa ke pusat pelatihan karyawan perusahaan SK Group di Incheon. Sejauh ini sudah enam orang yang diizinkan pulang setelah dinyatakan negatif.