REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Semasa hidupnya, Nabi Muhammad dikelilingi sahabat-sahabat yang memiliki keunikan dan kelebihan. Baik dalam tampilan fisik maupun sifat mulia yang ditampakkannya. Ini kerap menjadi sebuah kelebihan para sahabat.
Kelebihan dan keunikan mereka juga membantu Muhammad dalam menjalankan tugas kenabiannya. Salah satu sahabat tersebut adalah Muhamad Ibn Maslamah.
Ia berperawakan tinggi dan besar. Hingga di kalangan sahabat, ia mendapatkan julukan 'raksasa'. Meski tampilan fisiknya seperti itu, Maslamah merupakan seorang pendiam, pemikir, amanah, dan selalu taat menjalankan ajaran agamanya.
Ia juga dikenal sebagai orang pemberani. Dalam medan pertempuran ia bahkan selalu berada di barisan terdepan.
Meski bernama Muhamad Ibn Maslamah, ia tidak terlahir sebagai Muslim. Namun ia merupakan generasi pertama di Yatsrib atau Madinah yang memeluk Islam.
Ia masuk Islam di bawah bimbingan Musab ibn Umayr, yang merupakan utusan pertama Nabi Muhammad di Madinah. Muhamad Ibn Maslamah memeluk Islam sebelum orang-orang yang berpengaruh di Madinah memeluk Islam, seperti Usayd ibn Hudayr dan Sad ibn Muadh.
Tak heran jika ia selalu bergabung dalam setiap pertempuran untuk mempertahankan kemuliaan Islam. Pernah sekali ia tak bergabung dalam sebuah pertempuran, yaitu Perang Tabuk. Sebab saat itu ia mendapatkan tugas bersama sahabat Ali bin Abi Thalib untuk tetap di Madinah untuk menjaga kota tersebut.
Nabi Muhammad melihat pula kesetiaan dan kegigihan Maslamah yang bak kesatria dalam membela Islam. Beliau tak jarang pula memercayakan pasukan Islam kepada Maslamah. Pada Perang Uhud, ia dipercaya untuk membawahi 50 prajurit dan memberinya tugas untuk melakukan patroli sepanjang malam di perkemahan pasukan Islam.
Dalam peperangan tersebut, pasukan Islam sedikit kewalahan dalam menghadapi musuhnya. Saat itu, sekitar tujuh puluh prajurit Muslim gugur dan lainnya kocar-kacir menyelamatkan diri. Sedangkan prajurit lainnya, termasuk Maslamah, membentuk pasukan kecil untuk melindungi keselamatan Nabi Muhammad.
Semangat berkorban demi Islam juga terlihat dalam peristiwa lain. Pada masa awal Rasulullah Muhammad tinggal di Madinah, ia mengadakan perjanjian damai dengan orang-orang Yahudi di kota tersebut.