REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dr Leonita Triwachyuni mengingatkan masyarakat dampak dari diabaikannya seruan untuk tetap tinggal di rumah selama berlangsungnya pandemi global Covid-19. Melalui akun Instagram-nya @nonznonz, Leonita mengungkap kisah di balik meninggalnya Guru Besar Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Prof Dr dr Bambang Sutrisna MHSc.
Leonita yang merupakan putri mendiang dokter senior spesialis paru di RS Persahabatana, Jakarta, itu menjelaskan ayahnya tertular Covid-19 dari pasien yang ditanganinya. Pasien tersebut merupakan suspect Covid-19 dengan hasil rontgen paru yang sudah putih.
Pasien tersebut kemudian pulang paksa dari rumah sakit karena berbagai alasan. Ayahnya demam dan sesak napas setelah menangani pasien itu.
Menurut Leonita yang akrab disapa Noni itu, ayahnya sempat dibawa ke rumah sakit dan mendapatkan penanganan, namun nyawanya tidak tertolong. Ia tak ingin kejadian serupa terulang.
"Saya tulis ini cuma mau minta tolong, please untuk yang punya pilihan jangan bandel #dirumahaja dan yang udah di rumah sakit jangan bandel sampai pulang paksa," tulisnya.
Noni juga menuliskan kisah yang paling menyedihkan dari pasien Covid-19 karena harus diisolasi dan keluarga tidak bisa melihat kondisi pasien. Ia juga tidak bisa melihat saat ayahnya meninggal dunia, tidak ada foto pemakaman, dan tidak bisa memilih untuk dimakamkan dimana.
Selama dua pekan terakhir, Noni yang masih menjalankan profesinya sebagai dokter tidak pulang karena khawatir menularkan virus pada orang tuanya yang berusia di atas 60 tahun. Ia mengatakan bahwa dirinya tak memiliki pilihan untuk bisa bekerja dari rumah.
"Saya tidak punya pilihan untuk #dirumahaja, karena saya masih jaga (di rumah sakit)," tulisnya lagi.
Noni berharap apa yang dialaminya dapat menjadi pelajaran bagi masyarakat untuk patuh pada anjuran pemerintah, dengan tetap berdiam diri di rumah agar bisa memutus mata rantai penyebaran virus saluran infeksi pernapasan tersebut di Tanah Air.