REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Orang-orang di seluruh dunia menghindari tempat-tempat ramai, mengurangi perjalanan dan mengambil tindakan pencegahan lain untuk menghindari penyebaran virus corona jenis baru (Covid-19). Hal itu berimbas pada cara umat Muslim dunia beribadah.
Dilansir di Aljazirah, Selasa (24/3), di beberapa negara, shalat berjamaah telah ditangguhkan di masjid-masjid, termasuk shalat Jumat. Misalnya, Masjid Al-Aqsha di Yerusalem telah ditutup dari segala aktivitas peribadahan sebagai tindakan pencegahan terhadap Covid-19.
Di Arab Saudi, pemerintahnya telah menunda shalat di semua masjid, termasuk masjid suci di Makkah dan Madinah. Para pakar kesehatan di seluruh dunia telah menyarankan agar pertemuan massal tidak dilaksanakan guna memperlambat penyebaran Covid-19, penyakit yang disebabkan oleh coronavirus baru.
"Menjadi penting untuk menunda sholat massal, termasuk sholat Jumat, di masjid dan ruang sholat sampai risiko wabah Covid-19 bisa dihindari," kata pemimpin Muslim Turki, Ali Erbas.
Dalam video yang disunting oleh Al Jazirah NewsFeed, Linh Nguyen menunjukkan bagaimana umat Islam di seluruh dunia menyesuaikan cara mereka beribadah di tengah merebaknya wabah Covid-19. Dalam video itu dijelaskan bagaimana Muslim di seluruh dunia sedang menyesuaikan cara mereka beribadah akibat ancaman corona. Di Turki, shalat berjamaah telah ditunda, termasuk shalat Jumat.
Saudi menunda shalat di semua masjid di negara itu. Namun, perintah itu tidak termasuk dua masjid suci di Makkah dan Madinah yang telah dibuka kembali setelah sterilisasi untuk mengekang penyebaran Covid-19.
Masjid-masjid di seluruh dunia memiliki panggilan beribadah (azan) yang sama lima kali setiap hari. Tetapi ketika mereka terus menutup aktivitas masjid, azan untuk shalat pun berubah. Dalam redaksinya, azan kali ini sekarang memerintahkan jamaah untuk shalat di rumah.
Para pakar kesehatan di seluruh dunia telah menyarankan agar pertemuan massal tidak dilaksanakan dan dapat memperlambat penyebaran Covid-19. Sebab sebagaimana fakta yang ada, penyebaran Covid-19 kerap terjadi melalui kerumunan massal.
Sumber: Aljazirah
Di Malaysia misalnya, kasus penyebaran Covid-19 melonjak karena acara keagamaan di sebuah masjid di Kuala Lumpur yang dihadiri sekitar 16 ribu orang. Pemerintah Malaysia kemudian mengumumkan penguncian (lockdown) selama dua pekan dalam menindaklanjuti kasus tersebut.
Di Indonesia, pemerintah dan para ulama telah memerintahkan masyarakat mengurangi aktivitas di luar rumah. Imbauan juga dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) serta Dewan Masjid Indonesia (DMI) agar umat Islam menangguhkan shalat Jumat di masjid dan menggantinya dengan shalat zhuhur di rumah.
Para ulama juga memerintahkan umat Islam di Indonesia menjaga kebersihan, menjaga masjid dari wabah Covid-19, dan memerintahkan tidak menggelar aktivitas peribadahan yang bersifat massal. Ibadah bisa dilakukan di rumah dengan rujukan kemaslahatan di tengah kondisi yang membahayakan seperti saat ini.
Sebagaimana diketahui, tingkat infeksi penyebaran wabah Covid-19 di seluruh dunia telah melampaui 200 ribu orang lebih dengan 8.000 kasus kematian yang terjadi. Dilaporkan, lebih dari 84 ribu orang telah pulih.
Sedangkan mengacu pada data Tim Penanganan Covid-19 Indonesia, jumlah pasien positif Covid-19 sebanyak 579 orang hingga Senin (23/3). Adapun pasien yang meninggal mencapai 49 orang, sedangkan yang berhasil disembuhkan sebanyak 30 orang. Menanggulangi maraknya wabah ini, Pemerintah Indonesia mengalihkan fungsi Wisma Atlet, Jakarta, sebagai rumah sakit darurat penanganan pasien Covid-19.