REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman, Cipta Karya dan Tata Ruang (DPRKP-CKTR) membuat bilik sterilisasi. Bilik ini berfungsi untuk menyeterilkan diri dari kuman dan virus, termasuk virus corona (Covid-19). Bilik sterilisasi yang dibuat secara mandiri tersebut nantinya akan ditempatan di kantor pelayanan publik yang tersebar di Kota Surabaya.
Kepala Bagian Administrasi Pembangunan DPRKP-CKTR, Robben Rico mengatakan, saat ini sedang dilakukan proses pembuatan bilik bertipe tunnel (terowongan). Ia menargetkan, setiap harinya bisa merampunykan pembuatan 10 unit bilik sterilisasi.
"Nantinya, bilik-bilik tersebut akan dipasang di kantor pelayanan publik. Kita juga sudah kirim ke Bandara Juanda masing-masing terminal ada satu unit," kata dia di Surabaya, Selasa (24/3).
Robben juga mengimbau, kepada para pengembang perumahan agar membuat bilik sterilisasi secara mandiri. Menurut dia, pembuatan bilik ini tidak begitu rumit. Sehingga setiap pengembang kompleks perumahan juga dapat menerapkan, agar warga yang masuk ke perumahan sudah steril.
“Sesuai anjuran Ibu Wali Kota (Risma) agar pengembangnya dapat membuat masing-masing. Prosesnya hanya posisinya menggunakan pompa, selang, sprayer yang berfungsi untuk air kemudian jadi embun,” kata Robben.
Robben memastikan, akan terus membuat bilik sterilisasi, sampai kebutuhan lokasi keramaian terpenuhi. Dia pun mengaku, cukup banyak permintaan pengadaan bilik terowongan (tunnel) ini khususnya di wilayah perkantoran.
“Kita terus buat sampai kebutuhannya terpenuhi, yang minta cukup banyak. Terutama kantor-kantor,” kata Robben.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Febria Rachmanita menyampaikan, setiap harinya bilik tersebut bakal menghabiskan sedikitnya 500 liter dengan kandungan campuran alkohol dan aquades. Febria mengaku, pihaknya sudah menyiapkan dan sanggup memenuhi kebutuhan cairan tersebut.
"Sudah bikin dan dua hari sekali ngisinya. Kalau terlalu lama, khasiatnya tidak bagus,” ujar Febria.