REPUBLIKA.CO.ID, LAMANDAU 00 Jumlah penderita demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Lamandau, Kalimantan Tengah terus mengalami peningkatan dan berdasarkan data Dinas Kesehatan setempat sejak dua bulan terakhir terdapat sebanyak 39 kasus.
Angka kasus DBD dalam dua bulan terakhir terus meningkat. Pada Januari 2020 ada sebanyak 13 kasus dan Februari 2020 terjadi peningkatan dengan jumlah 26 kasus, kata Bupati Lamandau Hendra Lesmana di Nanga Bulik, Selasa (23/3). "Sehingga selama dua bulan terakhir jumlah total sebanyak 39 kasus DBD. Jika dibandingkan, maka terjadi peningkatan kasus hingga 100 persen," katanya.
Untuk itu, Hendra meminta kepada masyarakat di Bumi Bahaum Bakuba pada musim hujan seperti saat ini, untuk terus menjaga dan meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk aedes aegypti tersebut. Selain itu ia juga meminta agar masyarakat terus menggerakkan dan menerapkan pola hidup bersih dan sehat, baik di lingkungan keluarga dan lingkungan sekitar tempat tinggalnya.
Ditegaskannya walau DBD penyebarannya tidak secepat virus corona (Covid-19), namun DBD dinilai lebih mematikan bila tidak ditangani secara serius. Secara simultan, virus corona menjadi yang utama dalam penanganannya, namun penyakit lainnya seperti DBD juga tetap menjadi perhatian pemerintah daerah.
"Kalteng saat ini dalam penanganan corona sudah dalam status tanggap darurat, namun untuk Lamandau masih status siaga. Kendati demikian tidak menghilangkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan kita terhadap penyakit lainnya, terutama DBD," tegas Hendra.
Dalam kesempatan itu, orang nomor satu di Bumi Bahaum Bakuba itu juga mengimbau, selain menerapkan PHBS juga melakukan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN), dengan menguras, menutup dan mengubur benda-benda yang berpotensi menjadi vektor nyamuk demam berdarah.
Untuk menekan kasus DBD yang terjadi di Lamandau, Dinas Kesehatan setempat telah melakukan berbagai upaya promotif dan preventif dengan melakukan fogging atau pengasapan terpusat dan massal di wilayah Kecamatan Sematu Jaya beberapa waktu lalu.
"Untuk promotif dan preventif telah kami lakukan untuk menekan angka DBD ini, misalnya dengan sosialisasi, penyuluhan, serta melakukan fogging, baik terpusat maupun massal," ucap Hendra.