REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) kini sedang memproduksi masker wajah hingga alat pelindung diri (APD) untuk menangani infeksi virus SARS-CoV2 (Covid-19). Selain memproduksi masker dan APD, impor juga dilakukan karena untuk mencukupi kebutuhan.
Menurut Staf Khusus Menteri BUMN Bidang Komunikasi Arya Sinulingga, BUMN akan memproduksi sekitar 4 juta masker. "Diharapkan akhir Maret 2020 bisa produksi 4 juta masker. Tapi itu belum cukup, kami akan produksi sekaligus mencari di luar negeri," ujarnya saat konferensi pers dukungan BUMN untuk penanganan Covid-19, di akun youtube saluran Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Selasa (24/3).
Tak hanya masker, pihaknya juga akan memproduksi APD. Untuk memaksimalkan distribusi APD, Arya menyebut pihaknya juga merangkul perusahaan swasta. Ia menyebutkan ada 10 perusahaan logistik swasta untuk meyalurkan APD.
Kendati demikian, dia menyadari produksi APD meski telah didistribusikan tidak mampu mencukupi kebutuhan. "Karena itu selain produksi, kami juga mencari di luar negeri, termasuk alat tes Covid-19. Kami sedang mencari barang ini di Swiss," katanya.
Selain fokus pada masker, APD, hingga alat tes, pihaknya juga menggandeng beberapa platform dan perusahaan rintisan bidang kesehatan seperti Gojek, Grab, hingga Halodoc untuk mendukung pasien terinfeksi Covid-19 yang mau tinggal di rumah. Ia menambahkan, naantinya akan ada dokter di aplikasi start up itu untuk memantau mereka.
"Jadi kalau mau isolasi diri di rumah ada dokter membantu mereka. Mudah-mudahan mereka (pasien) tidak khawatir," ujarnya.
BUMN membuka kesempatan dokter yang ingin mendaftar menjadi relawan melayani para pasien di aplikasi-aplikasi tersebut. Ia menambahkan, rekrutmen dokter ini tidak hanya berlaku di Jabodetabekmelainkan juga seluruh wilayah Indonesia.
"Mudah-mudahan secara online bisa membantu. Kemudian diharapkan penyediaan tenaga dokter ini bisa segera siap," ujarnya.