Selasa 24 Mar 2020 14:28 WIB

Pandemi Corona, Seniman Teater Eropa Buat Karya Digital

Karya yang dihasilkan bisa karya streaming, gim online, video, audio atau teks.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Dwi Murdaningsih
Pementasan Teater (Ilustrasi)
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Pementasan Teater (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Teater Nasional Skotlandia (The National Theatre of Scotland/NTS) dan Home di Manchester adalah beberapa rumah produksi teater di Eropa yang menyelenggarakan program kerja daring di tengah ancaman pandemi Covid-19. Kelompok-kelompok tersebut menunjukkan bagaimana rumah produksi teater tetap bisa mencipta karya baru kepada khalayak, meski dalam kondisi seperti saat ini.

Dalam waktu dekat, para aktor Skotlandia seperti Brian Cox, Alan Cumming, Adura Onashile dan Cora Bissett akan membintangi sebuah karya seni digital pendek untuk NTS's Scenes for Survival season yang diciptakan di tengah masa karantina. Karya seni digital ini diluncurkan berkaitan dengan program BBC Scotland and BBC Arts’ Culture in Quarantine project.

Baca Juga

“Beralih ke storyteller untuk menawarkan konektivitas, hiburan dan kegembiraan. Kami ingin menyatukan pemirsa secara online meskipun kami terisolasi secara kolektif,” kata Direktur Artistik NTS, Jackie Wylie seperti dilansir dari The Guardian, Selasa (24/3).

Para penulis seperti Jenni Fagan, Val McDermid dan Ian Rankin juga bakal ikut berkontribusi dengan menawarkan cerita baru dan remake yang segar. Program ini bisa ditonton secara daring.

Selain itu, NTS juga memberi kesempatan bagi para penulis lain untuk berkontribusi dalam proyek ini. Menurut Wylie, hal itu dilakukan guna membantu para freelancer yang mengalami kesulitan ekonomi karena pandemi Covid-19.

Rumah produksi teater, Home di  Manchester, Inggris, juga telah merancang program baru yang dibuat oleh para seniman melalui interaksi jarak jauh. Proyek Homemakers akan menampilkan karya-karya yang dibuat oleh para seniman seperti Bryony Kimmings, Javaad Alipoor, Ad Infinitum dan Plaster Cast Theatre.

Karya yang dihasilkan bisa berupa karya streaming, gim online, video, audio atau teks. Setiap karya bisa dinikmati melalui situs web Home, namun berbayar. Adapun penghasilannya bakal digunakan untuk membayar artis, biaya produksi dan investasi ke dana respons Home.

“Kita semua menghadapi situasi yang tidak dapat diprediksi, dan sumber daya kami sangat terbatas. Namun, kami harus terus berkembang, dan kami akan berkolaborasi dengan kolega kami di seluruh industri untuk memperluas proyek,” kata Direktur Utama Home, Jude Christian.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement