Selasa 24 Mar 2020 16:42 WIB

Pria di Arizona Meninggal Setelah Minum Chloroquine

Pria Arizona meninggal dan istrinya dalam kondisi kritis usai konsumsi chloroquine

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Pria di Arizona meninggal setelah minum chloroquine. Ilustrasi.
Foto: Kim Jong-un/Yonhap via AP
Pria di Arizona meninggal setelah minum chloroquine. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, ARIZONA - Seorang pria Arizona meninggal dan istrinya dalam kondisi kritis setelah mengonsumsi chloroquine fosfat. Produk tersebut adalah pembersih akuarium yang mirip dengan obat-obatan yang telah disebut oleh Presiden AS Donald Trump sebagai perawatan potensial untuk infeksi virus corona.

Pasangan yang berusia 60-an itu mengalami masalah kesehatan segera setelah menelan obat zat tambahan yang digunakan di akuarium untuk membersihkan tangki ikan itu. Demikian keterangan menurut Rumah Sakit Banner Health di Phoenix.

Baca Juga

Chloroquine fosfat memiliki bahan aktif yang serupa dengan obat malaria yang oleh Presiden Trump disebut-sebut efektif untuk mengatasi Covid-19. Pada Sabtu, Trump mencuit tentang kombinasi hydroxychloroquine dan azithromycin. Ia mengatakan kombinasi itu memiliki 'peluang nyata untuk menjadi salah satu pengubah kondisi terbesar dalam sejarah kedokteran'.

Ahli penyakit menular utama negara itu, Anthony Fauci, mengabaikan klaim tersebut dengan mengatakan terapi itu harus diuji untuk memastikan keamanan dan kemanjurannya. "Chloroquine, obat malaria, tidak boleh dicerna untuk mengobati atau mencegah virus ini," kata Banner Health dalam sebuah pernyataan, Senin.

Virus corona yang menyebabkan penyakit pernapasan menular muncul pada Desember di Wuhan, China. Virus ini telah menyebar ke seluruh dunia.

Saat ini tidak ada vaksin atau perawatan yang disetujui untuk penyakit ini. Tetapi para peneliti sedang mempelajari metode perawatan yang ada dan melakukan percobaan. Saat ini, sebagian besar pasien hanya dapat menerima perawatan pendukung.

"Mengingat ketidakpastian seputar Covid-19, kami memahami bahwa orang-orang berusaha menemukan cara baru untuk mencegah atau mengobati virus ini, tetapi caranya bukan dengan mengobati sendiri," kata Daniel Brooks, Direktur Pusat Informasi Obat dan Racun Banner.

Brooks mendesak komunitas medis untuk tidak meresepkan obat chloroquine kepada pasien yang tidak dirawat di rumah sakit. "Hal terakhir yang kami inginkan saat ini adalah unit gawat darurat kami dibanjiri dengan pasien yang percaya mereka menemukan solusi yang kabur dan berisiko yang berpotensi membahayakan kesehatan mereka," katanya.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement