REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALPINANG - Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo hari Selasa (24/03) memberikan arahan kepada para gubernur se-Indonesia melalui telekonferensi di Istana Merdeka, Jakarta Pusat. Presiden Jokowi lebih lanjut menerangkan kenapa kebijakan lockdown tidak kita lakukan, dikatakan setiap negara memiliki karakter yang berbeda-beda, budaya yang berbeda-beda maupun memiliki kedisiplinan yang berbeda-beda.
Indonesia tidak memilih jalan itu, dan itu sudah dipelajari. Pemerintah memiliki analisa-analisa dari semua negara, kebijakan mereka apa, mereka melakukan apa, hasilnya seperti apa, semuanya dari Menteri Luar Negeri, yang dipantau setiap hari. Sehingga yang paling pas bagi Indonesia adalah physical distancing (menjaga jarak aman). Kalau ini bisa dilakukan, Indonesia bisa mencegah penyebaran Covid-19.
Dalam arahannya, Presiden RI meminta para gubernur se Indonesia memikirkan dengan matang sebelum memutuskan suatu kebijakan. Segala aspek harus dihitung apabila melakukan penutupan kegiatan atau fasilitas.
Presiden meminta kepala daerah jangan hanya menutup, tetapi tidak diikuti kebijakan bantuan sosial untuk mendukung masyarakat. Presiden menekankan tiga hal yang harus menjadi perhatian. Pertama, keselamatan dan kesehatan adalah yang utama. Kedua, menyiapkan bantuan sosial. Ketiga dampak ekonomi harus dihitung betul. "Sehingga kesiapan kita dalam menyediakan stok pangan betul-betul ada," kata Presiden Joko Widodo.