Selasa 24 Mar 2020 19:32 WIB

Ketika Bersih Menjadi Obat

Bersih itu menyehatkan dan karenanya bisa menjadi obat.

(Ilustrasi Ketika Bersih Menjadi Obat) Warga mencuci tangan di sarana cuci tangan di kawasan Sudirman, Jakarta, Senin (23/3).
Foto: Putra M. Akbar/Republika
(Ilustrasi Ketika Bersih Menjadi Obat) Warga mencuci tangan di sarana cuci tangan di kawasan Sudirman, Jakarta, Senin (23/3).

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Abdul Muid Badrun

Ada ungkapan masyhur di tengah masyarakat, bahwa "kebersihan sebagian dari iman" (HR Ahmad). Hadis ini meski tergolong lemah (dhaif) secara sanad, tetapi boleh menjadi pegangan untuk fadhoilul a'mal alias motivasi dalam beramal kebaikan.

Baca Juga

Dalam ayat lain Allah berfirman: "Sesunggguhnya, Allah menyukai orang-orang yang bertobat dan menyucikan diri" (QS al-Baqarah: 222). Dua postulat ini bisa menjadi dasar, betapa Islam sangat menganjurkan umatnya untuk menjaga dan memelihara kebersihan.

Itu artinya, kebersihan dekat sekali dengan keimanan.

Kebersihan erat kaitannya dengan Islam. Sebaliknya, ketika umat Islam tidak menjaga kebersihan, sejatinya ia telah "kehilangan" sebagian imannya.

Berislam tak berarti beriman. Namun, jika beriman sudah pasti berislam. Sebab, banyak orang berislam atau mengaku beragama Islam, tetapi tidak menjalankan segala yang diperintahkan oleh Allah--alias tidak beriman. Islamnya masih "Islam KTP", kata orang sekarang.

Kejadian yang merebak akhir-akhir ini seperti munculnya wabah virus korona baru atau Covid-19 di Indonesia, bisa disikapi sebagai teguran agar umat kembali kepada anjuran untuk hidup bersih.

Pola hidup bersih ini ternyata mampu menjadi "obat" munculnya virus Covid-19 yang mematikan. Saat ini, semua pihak berbondong-bondong kampanye hidup bersih dengan lebih sering mencuci tangan, menggunakan sanitizer, tidak bersin dan batuk sembarangan, masifikasi pemakaian masker, dan lain sebagainya.

Singkat kata, masuknya wabah korona baru ke Indonesia menjadi "berkah tersembunyi" agar umat kembali pada ajaran Allah.

Hiduplah bersih karena bersih itu sehat. Sebaliknya, kalau kotor itu dekat dengan penyakit menular. Allah juga suka sekali dengan orang yang bersih dan membersihkan diri.

Nah, dari sinilah kita harus senantiasa terus menjaga pola hidup sehat, pola makan, dan pola pergaulan yang sehat.

Lalu, bagaimana caranya hidup bersih itu? Yang paling mudah dan sederhana adalah mandi dua kali sehari, mencuci tangan sebelum makan, menjaga wudhu (artinya setiap buang hadas kecil, kentut, --Red), langsung berwudhu, tidak membuang sampah sembarangan, membuang kotoran pada tempatnya, bersama-sama tetangga membersihkan got atau saluran air setiap pekan sekali, tidak meludah sembarangan, mengurangi penggunaan plastik, menutup muka ketika bersin dan batuk, dan masih banyak lagi yang bisa kita lakukan agar lingkungan bersih dan kita sehat.

Pertanyaannya, mulai dari mana dulu?

Mulai dari diri sendiri dulu. Agar menjadi contoh buat orang di sekitarnya. Komitmen diri ini penting karena mengobati (menghindari) penyakit tidak cukup hanya dengan berdoa.

Perlu langkah nyata agar bersih itu sehat betul-betul jadi gaya hidup umat Islam zaman now. Sebab, doa terbaik itu bukan di kata-kata, melainkan di maksimalnya tindakan nyata.

Mari, kita bahu-membahu bekerja sama untuk membunuh virus korona baru ini dengan saling memelihara dan menjaga pola hidup bersih yang maksimal. Karena, sekali lagi bersih itu sehat dan bisa menjadi obat.

sumber : Hikmah Republika
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement