REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Liverpool hanya butuh dua kemenangan lagi untuk meraih gelar juara Liga Premier Inggris setelah penantian selama 30 tahun sejak kompetisi kasta tertinggi Inggris itu berganti nama. Sebanyak tujuh pelatih datang dan pergi pada periode itu dan sebagian besar merupakan pelatih ternama. Liverpool Echo telah memilih 25 pemain terburuk Liverpool di era Liga Premier Inggris sesuai posisinya masing-masing.
Kiper: Danielle Padelli, Adam Bogdan dan Charles Itandje.
Liverpool memiliki beberapa penjaga gawang yang buruk dalam tiga dekade terakhir ini, namun ketiga orang itu adalah yang paling menonjol. Mereka menandatangani kontrak sebagai pemain cadangan, tapi mereka punya semacam mantra untuk bisa tampil di tim utama.
Bogdan punya satu hari yang tak ingin dikenang pada masa awal Jurgen Klopp. Sementara Padelli dalam satu-satunya penampilannya harus kebobolan dua gol lemah untuk hasil imbang 2-2 saat melawan Charlton. Sementara Itandje tercatat delapan kali kebobolan dalam tujuh penampilannya, termasuk dua kekalahan Piala FA di kandang.
Bek: Paul Konchesky, Josemi, Torben Piechnik, Christian Ziege, Mauricio Pellegrino, Gabriel Paletta, Philipp Degen, Aly Cissokho, Julian Dicks.
Sebetulnya ada satu nama lagi yang layak untuk masuk dalam daftar, yakni Jan Kromkamp. Namun dia selamat karena digantikan oleh Josemi yang menggagalkan trofi Liga Champions. Adapun Piechnik merupakan pembelian terburuk di masa Graeme Souness. Dia mungkin dianggap sebagai salah satu pembelian terburuk Liverpool sepanjang masa.
Mauricio Pellegrino yang berusia 33 tahun saat tiba di Anfield kesulitan untuk menunjukkan performa terbaiknya di lapangan ia tampal kesulitan menjaga pertahanan. Sementara Gabriel Paletta, yang masih remaja ketika ia tiba di Liverpool mempunyai fisik dan kecepatan yang tidak mumpuni untuk sepak bola Inggris.
Paul Konchesky sama buruknya dengan Julian Dicks, kemunculan Konchesky bahkan disebut sebagai reinkarnasi dari Dicks. Sementara Aly Cissokho dan bek kiri Christian Ziege yang dibeli dengan biaya besar, hanya membuahkan kegagalan. Degen pun merupakan kegagalan yang dibawa oleh Rafa Benitez.
Gelandang: Alberto Aquilani, Jean-Michel Ferri, Bruno Cheyrou, Lazar Markovic, Christian Poulsen, Bernard Diomede, Antonio Nunez, Oussama Assaidi.
Di lini tengah, akan dimulai dengan Christian Poulsen, pembelian andalan era Roy Hodgson ini tenggelam lebih cepat dari Titanic. Berbicara tentang kapal, Jean-Michel Ferri pernah dicap sebagai 'mata-mata' Gerard Houllier di ruang ganti Liverpool. Dia lebih baik menjadi James Bond daripada tampil di lapangan. Bruno Cheyrou merupakan kegagalan Houllier lainnya.
Houllier juga bertanggung jawab atas Bernard Diomede, yang dikontrak 3 juta pounds dan hanya membuat lima penampilan dalam tiga tahun. Selanjutnya, Antonio Nunez adalah satu-satunya pemain Liverpool yang mencetak satu-satunya gol untuk klub di final piala. Sementara Oussami Assaidi memang berada dalam masa keemasannya, tapi tidak untuk Liverpool.
Adapun Alberto Aquilani dan Lazar Markovic adalah pemain yang sangat mahal yang benar-benar gagal di Anfield. Pastinya mereka jadi dua yang terburuk dalam ingatan terakhir.
Penyerang: Milan Jovanovic, El Hadji Diouf, Sean Dundee, Mario Balotelli, Fabio Borini.
Jika digabungkan, mereka berlima hanya mencetak 12 gol dalam waktu berbeda selama di Anfield. Milan Jovanovic tampil lebih baik untuk tetangga daripada di Anfield dan Crocodile Dundee lebih banyak digunakan daripada Sean. Penapilan Fabio Borini pun tidak fantastis dan Mario Balotelli bahkan lebih buruk sama halnya dengan El Hadji Diouf.