Selasa 24 Mar 2020 20:21 WIB

Yuk, Tiru Gaya Hidup Nabi Muhammad yang Hanya 2 Kali Sakit

Nabi Muhammad SAW hanya dua kali sakit sepanjang hayatnya.

Ilustrasi Yuk, Tiru Gaya Hidup Nabi Muhammad yang Hanya 2 Kali Sakit.
Foto: smileyandwest.ning.com
Ilustrasi Yuk, Tiru Gaya Hidup Nabi Muhammad yang Hanya 2 Kali Sakit.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rasulullah Muhammad SAW merupakan teladan sepanjang masa. Perilaku beliau tak hanya patut dicontoh dari aspek ibadah mahdah, tetapi juga rutinitas sehari-hari. Sebagai contoh, Nabi SAW merupakan sosok yang menjaga kebersihan dan kesehatan, baik jasmani maupun rohani.

Tahukah Anda, Nabi Muhammad SAW sepanjang hayatnya "hanya" mengalami sakit sebanyak dua kali? Pertama, ketika beliau diracuni oleh seorang Yahudi yang menghidangkan sajian kepadanya. Kedua, sakitnya beliau ketika menjelang wafat.

Baca Juga

Artinya, Nabi SAW memiliki gaya hidup yang sehat sehingga jarang sakit. Sekurang-kurangnya, ada empat pola hidup beliau yang patut kita tiru.

 

Perhatikan pola makan

Tak mungkin hidup sehat bila seseorang memiliki pola makan yang serampangan. Dalam Islam, setiap orang yang beriman tak hanya diwajibkan untuk mengonsumsi yang halal, tetapi juga yang baik (thayyib). Ingat firman Allah Ta'ala dalam surah al-Baqarah ayat 168. Artinya, "Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu."

Mengutip tafsir Ibnu Katsir, yang dimaksud makanan "halalan thayyiban" adalah sajian yang menghasilkan kebaikan bagi jiwa dan raga. Makanan atau minuman itu tidak sampai membahayakan fisik dan akal seseorang yang mengonsumsinya.

Makanan dan minuman itu juga hendaknya diperoleh dari jalan yang halal. Nabi SAW pernah bersabda, mengonsumsi makanan yang halal bisa menjadi sebab terkabulnya doa.

Adapun keseharian Rasul SAW ialah mengonsumsi sarapan yang sehat. Biasanya, beliau sarapan dengan segelas air yang dicampur madu. Khasiat madu sudah disebutkan dalam Alquran, yakni sebagai obat bagi manusia. Berbagai hasil riset medis juga menunjukkan, madu amat bermanfaat untuk membersihkan organ-organ pencernaan, seperti lambung, usus, dan sebagainya.

Pada siang hari, Rasul SAW biasanya memakan kurma ajwa sebanyak tujuh butir. Untuk diketahui, tiap kurma mengandung glukosa yang mudah terserap dalam darah sehingga mudah pula menghasilkan tenaga. Buah kurma juga memiliki kandungan serat tinggi, yakni sekitar 1,6 gram per 100 gram. Dalam kurma juga terkandung kalsium yang berguna untuk kesehatan tulang dan gigi.

Sore hari, Nabi SAW mengonsumsi roti yang dicampur air cuka atau minyak zaitun. Khasiat minyak zaitun antara lain sebagai pencegah kanker dan menjaga suhu tubuh. Beliau juga mengonsumsi sayur, yakni sejenis sana al makki dan sanut.

Malam hari, Rasulullah tidak langsung tidur sesudah makan. Ini penting agar makanan yang sedang dicerna dapat masuk dalam lambung dengan baik.

Satu hal lagi. Beliau tidak pernah berlebihan ketika makan.

Dalam hadis riwayat Ahmad disebutkan, "Tiada tempat yang manusia isi yang lebih buruk ketimbang perut. Cukuplah bagi anak Adam memakan beberapa suapan untuk menegakkan punggungnya. Namun, jika ia harus (melebihinya), maka hendaknya sepertiga (isi) perutnya (diisi) untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga lagi untuk bernapas.”

 

Olahraga secara teratur

Nabi SAW juga gemar berolah raga. Beberapa pilihan yang dilakukan Rasulullah SAW adalah berkuda, berenang, dan memanah. Beliau bersabda, “Ajarailah anak-anak kalian berkuda, berenang, dan memanah.”

Beliau juga melakukan olah raga lari dan gulat. Kisah tentang Nabi SAW yang menang melawan pegulat tangguh, Rukanah, adalah salah satu contoh kemahiran beliau dalam cabang olah raga ini. Olah raga juga menjadi penting bila dikaitkan dengan kesiapan fisik menjelang jihad fii sabilillah.

 

Jaga pola tidur dan shalat malam

Tidur merupakan cara tubuh beristirahat setelah terus bekerja seharian. Nabi SAW juga selalu menjaga pola tidurnya. Sederhananya, waktu seharian dibagi menjadi tiga, yakni untuk bekerja, beribadah, dan istirahat.

Tidur pun tidak berarti melalaikan diri dari ibadah sunah. Karena itu, beliau menganjurkan umatnya untuk bangun malam demi mendirikan shalat. Beliau biasa melakukan shalat tahajud pada sepertiga malam terakhir.

Para pakar kesehatan mulai menemukan khasiat shalat tahajud untuk kebugaran tubuh. Sekitar pukul 03.00 dini hari, udara sedang segar, belum terkontaminasi polusi. Oksigen akan hilang dari atmosfer bumi selepas matahari terbit dan tidak datang lagi sampai besok pagi. Hanya manusia yang bangun pada waktu ini yang dapat menikmati oksigen tersebut. Begitu pula, pergerakan otot-otot ketika shalat tahajud juga dapat menyehatkan tubuh. Artinya, fungsi relaksasi dan meditasi (ketenangan batin) pun didapatkan melalui ibadah ini.

 

Rajin berpuasa

Nabi Muhammad SAW juga gemar berpuasa sunah. Beliau sering melakukan puasa Senin dan Kamis. Selain itu, beliau juga mengamalkan puasa Nabi Daud, yakni selang-seling (sehari puasa, sehari tidak).

Ketika   berpuasa   selama   12-14   jam, sesungguhnya tubuh sedang mengoptimalkan proses detoksifikasi yakni pembuangan racun atau zat-zat yang tidak diperlukan tubuh. Proses itu berlangsung optimal karena organ tubuh sedang tidak dibebani untuk mengolah makanan.

Zat-zat yang sudah tidak diperlukan lagi dalam seperti gula, kholesterol, trigleserida dan garam dapat dibuang dengan optimal sehingga tidak menimbulkan penyakit kencing manis dan darah tinggi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement