REPUBLIKA.CO.ID, TERNATE -- Sejumlah apotek di Ternate, Maluku Utara (Malut) membatasi penjualan masker. Pembatasan ini bertujuan agar masyarakat dapat membeli sesuai kebutuhan, guna mengantisipasi terjadinya penimbunan yang dilakukan oknum memanfaatkan kelangkaan barang tersebut.
"Kami wajibkan masyarakat saat membeli masker membawa kartu keluarga (KK) untuk diimput, sehingga tidak ada pembelian secara berulangkali, agar masyarakat lainnya bisa membeli sesuai jumlah KK," kata petugas Apotek Markson Medika Ternate, Iin Akhi di Ternate, Selasa (24/3).
Menurut dia, dalam penjualan masker ini dijual dengan harga Rp 5.000 per buah dan pembelian sesuai dengan jumlah nama-nama yang masuk dalam KK. Dia menyatakan, upaya pembatasan dalam membeli masker ini merupakan cara mengantisipasi pihak-pihak tertentu yang akan memanfaatkan kelangkaan ini dengan cara menjual kembali masker dengan harga tinggi.
Oleh karena itu, meskipun stok masker terbatas, tetapi kuota masker tetap tersedia, terutama bagi tenaga medis di RSU dan instansi terkait seperti perbankan dan institusi pemerintahan yang melayani kepentingan publik. "Kami tetap menjual masker ke masyarakat dengan cara terbatas ini agar masyarakat tetap mendapatkan masker hingga ketersediaan stok masker tiba dari Jawa pada dua pekan mendatang," kata Iin.
Sementara itu, Pemkot Ternate terus memantau ketersediaan masker di apotek Ternate, menyusul tingginya permintaan masyarakat akibat mawabahnya virus COVID-19 di daerah ini. Wakil Wali Kota Ternate Abdullah Taher sebelumnya menyatakan harga kebutuhan masker berbagai daerah kabupaten/kota di Maluku Utara menyusul tingginya animo warga untuk membeli dan memborong, guna mengantisipasi adanya virus Covid-19.
Sehingga, pihaknya telah melakukan inspeksi mendadak (sidak) di berbagai apotek dan ada kenaikan harga masker dari Rp 2.000 menjadi Rp 5.000 per masker. Stok yang diambil dari luar daerah dengan harga satu dos mencapai Rp 200 ribu. Bahkan masker di sebagian apotek kosong.
Namun, masker yang dipakai bukan masker virus corona melainkan masker pencegahan. Karena masker tersebut cuma berada di rumah sakit rujukan seperti Rumah Sakit Umum Daerah (RUSD) Chasan Boesoirie yang diambil langsung dari kementerian kesehatan RI. Wawali mengatakan dengan kondisi masker yang kekurangan, sidak dilakukan dengan tujuan melihat langsung penjualan masker di setiap apotek yang ada di Kota Ternate.