REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Turki mengonfirmasi tujuh kematian tambahan akibat infeksi virus corona tipe baru pada Selasa (24/3) malam waktu setempat. Dengan demikian, jumlah total kematian akibat penyakit Covid-19 di Turki menjadi 44.
Turki berupaya mencegah penyebaran wabah tersebut dengan memeriksa ribuan warganya untuk melacak rantai penularan. Sebanyak 3.952 tes virus corona telah dilakukan dalam 24 jam terakhir pada orang yang diduga tertular virus dan 343 dinyatakan positif. Jumlah kasus infeksi virus corona di Turki kini menjadi 1.872.
"Berapa banyak orang tertular virus? Di 195 negara, pertanyaan ini ditanyakan setiap hari. Meski kami alami kerugian, tetapi ini belum terlambat bagi Turki," kata Menteri Kesehatan Turki Fahrettin Koca dalam akun Twitter-nya, seperti dilansir Anadolu Agency, Rabu (25/3).
Koca juga menekankan bahwa salah satu pasien yang menderita penyakit paru obstruktif kronis adalah yang berusia lanjut. Sementara itu sebagian besar korban virus di seluruh dunia adalah lansia. Para pejabat kesehatan pun khawatir mereka mungkin telah terkena virus dari kalangan usia muda yang membawa virus tanpa menunjukkan gejala.
Setelah muncul di Wuhan, China, pada Desember lalu, virus corona telah menyebar ke setidaknya 169 negara dan wilayah, menurut data yang dikumpulkan oleh Johns Hopkins University yang berbasis di Amerika Serikat. Dari lebih dari 409 ribu kasus yang dikonfirmasi, jumlah kematian sekarang melebihi 18.200, sementara hampir 106.500 telah pulih.
Italia, Cina, Iran, dan Spanyol terus menjadi negara yang paling terpengaruh oleh pandemi Covid-19. Meskipun jumlah kasus meningkat, sebagian besar dari mereka yang terinfeksi oleh virus corona ini menderita atau mengalami gejala ringan dan sembuh.