Rabu 25 Mar 2020 11:24 WIB

Presiden Minta Sektor Pertanian Jaga Produksi

Presiden berharap masyarakat tidak panik saat menghadapi pandemi corona.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Fuji Pratiwi
Presiden Joko Widodo memberikan keterangan pers terkait COVID-19 di Istana Bogor, Jawa Barat, Senin (16/3/2020).
Foto: Antara/Hafidz Mubarak
Presiden Joko Widodo memberikan keterangan pers terkait COVID-19 di Istana Bogor, Jawa Barat, Senin (16/3/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo mengintruksikan setiap kementerian dan lembaga negara terkait untuk memprioritaskan kebutuhan bahan pokok sebagai pasokan masyarakat selama proses pengendalian penyebaran Covid-19 di Indonesia.

"Kita harus bantu para petani, para pekerja harian, buruh, nelayan dan pelaku UMKM agar daya belinya tetap terjaga serta terus beraktivitas dan berproduksi," kata Presiden seperti dikutip dalam siaran pers Kementerian Pertanian, Rabu (25/3).

Baca Juga

Presiden menyatakan, stok pangan Indonesia sejauh ini cukup untuk memenuhi kebutuhan 267 juta penduduk Indonesia. Untuk itu, dia berharap agar masyarakat tidak perlu panik, terlebih saat menghadapi pandemi virus corona.

"Saya kemarin sudah cek di Bulog, saya melihat stok kita lebih dari cukup. Apalagi April ini masih ada panen raya sehingga penyerapan oleh Bulog juga harus diatur," kata Jokowi.

Meski cukup, tapi Presiden tetap meminta agar jajarannya terus memberi kepastian ketersediaan dan stabilitas harga barang-barang kebutuhan pokok lain yang diperlukan masyarakat.

Mengenai hal ini, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam berbagai kesempatan juga meminta agar produksi pertanian tetap berjalan bahkan digenjot hingga berlipat-lipat. Apalagi, sektor ini memiliki potensi yang sangat besar dalam menumbuhkan ekonomi nasional.

"Adanya musibah wabah virus Covid-19 ini tidak boleh membuat aktivitas pertanian berhenti. Kementan akan terus optimalkan SDM pertanian untuk menggenjot produksi dan produktivitas bahkan ekspor," kata Syahrul.

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement