Rabu 25 Mar 2020 13:02 WIB

Satu Orang PDP Corona di NTT Meninggal Dunia

Pasien meninggal saat perjalanan menuju RS Komodo yang menjadi rujukan covid-19.

Kematian akibat virus corona, ilustrasi
Foto: Republika
Kematian akibat virus corona, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Pemerintah Nusa Tenggara Timur (NTT) menyatakan, satu orang pasien dalam pengawasan (PDP) Covid-19 yang sempat menjalani perawatan medis di RSUD Ben Mboi di Ruteng, Kabupaten Manggarai, Pulau Flores, meninggal pada Rabu (25/3) dini hari. Pasien meninggal saat dalam perjalanan menuju RS Komodo yang menjadi rujukan covid-19 di Labuan Bajo.

Kepada Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi NTT, Marius Ardu Jelamu dalam keterangan pers di Kupang, Rabu, mengatakan, pasien yang meninggal dunia itu merupakan warga Kabupaten Manggarai Barat yang sempat dirujuk ke RSUD Ben Mboi pada, Selasa (24/3).

Pasien yang sebelumnya tinggal di Surabaya, Provinsi Jawa Timur, itu mengalami sakit dan dirawat di RS Siloam, Kabupaten Manggarai Barat. "Pada Selasa (24/3) pasien berjenis kelamin laki-laki berusia 44 tahun itu dirujuk ke RSUD Ben Mboi untuk mendapat perawatan medis yang lebih memadai," kata Marius.

Namun, lanjut Marius, karena pasien memiliki indikasi sakit seperti covid-19, maka pasien dirujuk ke RS Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, sebagai rumah sakit rujukan penanganan pasien covid-19. "Dalam perjalanan menuju Labuan Bajo pasien ini meninggal. Memang pasien sudah masuk kategori PDP kasus covid-19, namun belum dinyatakan positif menderita virus corona karena belum dilakukan pemeriksaan darah serta sejumlah pemeriksaan lainnya," tegasnya.

Marius menjelaskan, pasien itu diduga telah terpapar covid-19 saat datang ke kampung halamannya di Manggarai Barat untuk pengobatan.

Pemerintah NTT, kata Marius, telah menginstruksikan kepada Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat untuk mengubur pasien sesuai dengan standar protokol kesehatan dari Kementerian Kesehatan RI dalam penanganan pasien yang meninggal akibat virus covid-19.

"Bapak Gubernur Viktor Bungtilu Laiskodat telah menginstruksikan Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat agar keluarga pasien tidak mendekati jenazah guna mengantisipasi terjadinya penular virus yang berbahaya bagi keluarga yang bersangkutan," ujar Marius.

Marius mengatakan, berdasarkan data pada Dinas Kesehatan Provinsi NTT, hingga saat ini terdapat 154 warga yang melakukan isolasi diri secara mandiri di rumah.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement