REPUBLIKA.CO.ID,
Oleh Ustadz Bobby Herwibowo
Hari itu Aisyah Ra sedang di beranda. Lamunannya mengawang ke langit mengenang suami terkasih yang telah berpulang ke haribaan Allah Swt. Kali ini, ia ditemani seorang keponakannya yang bernama Urwah. Ia hadir di sana demi menghibur sang bibi yang sedang sedih kesepian.
Dalam pembicaraan mereka berdua, entah mengapa Urwah seolah tertarik untuk melempar tanya, “Wahai bibi, tolong ceritakan kepadaku bagaimana kalian membina rumah tangga?”
Sambil tersenyum getir, Aisyah mencoba mengulang kembali kenangan indah yang paling berkesan saat ia masih menjadi istri baginda Rasul. Tak kuasa menahan perasaan kangen terhadap sang suami tercinta, Aisyah Ra pun memulai sambil menghela nafas panjang.
“Demi Allah wahai keponakanku. Sungguh kami pernah melihat bulan sabit berganti di langit sampai 3 kali berturut-turut dalam dua bulan. Selama itu, tidak pernah tungku api menyala di seluruh rumah istri Rasulullah Saw.”
Aisyah Ra masih tetap tersenyum meskipun kalimat itu telah terhenti. Mendengarnya, Urwah kaget dan langsung merespon, “Wahai bibi, bagaimana kalian bisa bertahan hidup bila sedemikian?” pertanyaan ini meluncur dari bibirnya seolah tak percaya dan respon yang sama mungkin akan keluar dari diri kita bila mendengar hal sedemikian.
Aisyah lalu menjawab, “Dengan dua benda hitam; yaitu korma dan air yang tidak jernih. Namun terkadang beberapa tetangga Rasulullah Saw dari golongan Anshor yang memiliki domba suka mengirimkan susu kepada kami untuk diminum.” Hadits Muttafaq Alaihi.
Allahumma sholli ala Muhammad wa ala aali Muhammad….
Saya membayangkan sesak dada Urwah saat mendengar kenyataan yang dialami keluarga Sang Nabi. Demikian juga mungkin hal yang sama dirasakan oleh keluarga Nabi saat itu.
Hal yang manusiawi, jika mereka mengeluh. Namun sebab mereka adalah manusia-manusia hebat pemilik iman yang teguh, maka mereka mampu bertahan. Hingga kepahitan hidup yang mereka alami menjadi manisnya kenangan yang tak telupa.
Itu juga yang seharusnya kita munculkan dalam jiwa masing-masing. Bahwa wabah covid-19 ini telah memukul seluruh sendi kehidupan umat manusia. Tetaplah teguh dan bersabar dalam semua episode yang Allah hadirkan.
Kelak suatu saat kita akan bercerita manisnya pengalaman melawan covid-19 kepada anak cucu kita. Dan mereka tahu bahwa kita adalah orang-orang beriman yang mampu menerima kenyataan hidup, sepahit apapun!