Rabu 25 Mar 2020 14:45 WIB

Nelayan Lokal Kenya Kebanjiran Pembeli Selama Pandemi Corona

Konsumen Kenya menghindari ikan filet impor dari China selama corona.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Peta Negara Kenya
Peta Negara Kenya

REPUBLIKA.CO.ID, KISUMU -- Pandemi virus corona memberikan keuntungan tidak terduga bagi nelayan Kenya. Karena menghindari ikan filet impor dari China, konsumen akhirnya menyerbu nelayan lokal yang memancing di Danau Victoria.

Berdasarkan data Pusat Perdagangan Internasional pada 2018 lalu, Kenya membeli ikan beku China senilai 23,2 juta dolar AS. Hampir semua ikan impor di negara itu berasal dari China.

Baca Juga

Nelayan-nelayan Kenya sudah mengeluh murahnya harga ikan impor mencekik perdagangan lokal. Kini pandemi virus corona memperlambat impor China.

Banyak konsumen yang gelisah berpaling ke ikan-ikan lokal. Tapi pemerintah mengatakan Kenya akan segera menghadapi kelangkaan kecuali bila impor China kembali normal. Hal itu karena produk lokal hanya memenuhi sepertiga konsumsi ikan di negara itu.

Salah satu nelayan Maurice Misodhi sempat mengalami bulan yang baik. Pelanggan membeli semua ikan yang didapatkan nelayan berusia 38 tahun di Pantai Dunga, Kisimu itu. Misodhi mengatakan penutupan China tampaknya mengeringkan impor ikan murah dari China.

"Sebagai nelayan sekarang kami dapat tersenyum, bukan karena orang-orang menderita karena virus corona tapi karena sekarang kami dapat menjual ikan kami dan harganya bagus," kata Misodhi, Rabu (25/3).

Satu bulan yang lalu satu kilo ikan Nile perch dihargai 250 shilling kini naik menjadi 350 shilling. Pedagang ikan Mary Didi biasanya membeli ikan dari pemasok China tapi sekarang ia berpaling ke Misodhi.

"Pasokan dari importir China menurun, dan banyak konsumen yang takut dengan ikan dari China, mereka pikir dapat terinfeksi virus, agar bisnis tetap berjalan, saya harus berpaling ke ikan danau," kata Didi.

Ketua Unit Manajemen Pantai Dunga Bob Otieno mengatakan penjualan meningkat drastis. Setiap hari pantai mencatat ada sekitar 1 sampai 1,5 ton ikan yang ditangkap.

Dalam dua pekan terakhir penjualan naik 50 sampai 90 persen. Padahal, sebelumnya para nelayan memakan sendiri, menukar atau membagikan setengah hasil ikan tangkapan mereka.

"Dulu banyak nelayan kami yang menjual hasil tangkapan mereka dengan harga murah karena berkompetisi dengan ikan dari China," kata Otieno.

Menurut data pemerintah 2019, Kenya memproduksi 180 ribu ton ikan per tahun tapi konsumsinya 500 ribu ton per tahun. Asisten direktur perikanan danau pemerintah Kenya Christine Adhiambo mengatakan dua importir ikan terbesar China tidak mengirimkan produk mereka sejak November.

Adhiambo karena itu pemerintah sudah kehabisan stok ikan impor China. Menurutnya, Kenya akan segera mengalami kelangkaan ikan.

"Kenya tidak dapat dipuaskan dengan jumlah ikan lokal, karena itu kami sangat mengandalkan tambahan dari China," kata Adhiambo. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement