Rabu 25 Mar 2020 15:06 WIB

PBB Serukan Gencatan Senjata di Suriah Saat Pandemi Covid-19

Gencatan senjata di Suriah untuk menangani dan menekan penyebaran corona Covid-19.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Warga Suriah berkumpul di dalam bangunan bekas penjara di kota Idlib, yang sekarang diubah menjadi sebuah kamp untuk orang-orang yang terlantar akibat pertempuran, di Idlib, Suriah. (Foto AP / Felipe Dana)
Foto: AP
Warga Suriah berkumpul di dalam bangunan bekas penjara di kota Idlib, yang sekarang diubah menjadi sebuah kamp untuk orang-orang yang terlantar akibat pertempuran, di Idlib, Suriah. (Foto AP / Felipe Dana)

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Utusan Khusus PBB untuk Suriah Geir Pedersen menyerukan penerapan gencatan senjata secara nasional di Suriah. Dia menilai hal itu perlu dilakukan agar negara tersebut mampu menangani dan menekan penyebaran virus corona tipe baru Covid-19. 

"Hari ini saya mengimbau secara khusus untuk gencatan senjata nasional yang lengkap dan langsung di seluruh Suriah guna memungkinkan upaya habis-habisan menekan Covid-19 di Suriah," kata Pedersen pada Selasa (24/3), dikutip laman Anadolu Agency.

 

Dia memperingatkan warga Suriah sangat rentan terhadap Covid-19. Sebab, banyak fasilitas kesehatan telah hancur akibat peperangan selama sembilan tahun terakhir. 

 

"Ada kekurangan peralatan medis utama dan tenaga profesional kesehatan," ucap Pedersen. 

 

Atas dasar itu, Pedersen mengapresiasi gencatan senjata di timur laut Suriah, termasuk Provinsi Idlib, yang dicapai antara Turki dan Rusia pada 5 Maret. "Perjanjian gencatan senjata baru-baru ini telah mengurangi kekerasan di timur laut dan barat laut Suriah, dan ini disambut baik," ujarnya.

 

Dia mengharapkan ada gencatan senjata nasional. Saat Covid-19 telah memasuki Suriah, penghentian peperangan lebih mendesak dibanding sebelumnya. 

 

Pemerintah Suriah melaporkan kasus pertama virus corona Covid-19 pada Ahad (22/3). Pasien disebut datang dari luar negeri. “Langkah-langkah yang tepat telah diambil untuk menangani kasus (pertama Covid-19) ini,” kata Menteri Kesehatan Suriah Nizar Yazigi. 

 

Suriah merupakan salah satu negara yang kemampuan penanganan wabahnya menjadi perhatian Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Banyak infrastruktur dan fasilitas kesehatan di sana telah hancur akibat perang sipil selama sembilan tahun terakhir. Semua negara yang berbatasan dengan Suriah yakni Irak, Turki, Lebanon, Yordania, dan Israel telah memiliki kasus Covid-19. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement