REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH -- Muawiyah sangat senang memperindah Damaskus, dan mengembangkan istana untuk menyaingi Konstantinopel. Dia memperluas batas-batas kekaisaran, mencapai gerbang Konstantinopel. Hanya wilayah Anatolia yang tidak dimilikinya .
Muawiyah memiliki koleksi perpustakaan pribadi (bayt al-hikmah). Kemudian dikembangkan oleh penerusnya selama dinasti Umayyah.
Ini perpustakaan besar pertama di luar masjid dikenal dikenal dengan koleksi karya astrologi, kedokteran, kimia, ilmu militer, dan berbagai seni praktis dan ilmu terapan selain agama.
Muawiyah memiliki beberapa kebijakan yang langka. Dia secara politik mahir dalam berurusan dengan Kekaisaran Romawi Timur dan oleh karena itu dia pernah menjadi sekretaris Rasulullah.
Setelah perdamaian didirikan, Muawiyah mendamaikan banyak orang yang telah bertikai satu sama lain oleh kedermawanan dan keadilannya. Bahkan lawan yang paling keras kepala pun sering meleleh di bawah kedermawanan dan diplomasi. Dia juga berhasil melalui diplomasi yang bagus untuk mengimbangi persaingan suku.
Selama pemerintahan Mu'awiyah dia mempraktekkan nasihat yang diberikan Rasulullah kepadanya, "Ketika anda memerintah, lakukanlah dengan baik." Dia teliti tentang keadilan dan murah hati dan adil bagi orang-orang dari semua kelas.
Dia menghormati orang-orang yang memiliki kemampuan dan bakat dan membantu mereka untuk memajukan bakat mereka, terlepas dari suku mereka.