REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN — Kementerian Kesehatan Iran melaporkan 143 kematian baru akibat virus corona baru Covid-19 selama 24 jam terakhir pada Rabu (25/3). Dengan demikian, saat ini Covid-19 telah menyebabkan 2.077 warga di sana.
Menurut pejabat Kementerian Kesehatan Iran Alireza Vahabzadeh, kasus infeksi turut bertambah menjadi 27.017. Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan pemerintahannya siap menerapkan langkah-langkah lebih ketat guna mengekang jumlah kasus Covid-19.
Salah satu langkah tersebut adalah penerapan pembatasan gerak bagi warga. Peraturan itu dijadwalkan diterapkan pada Rabu malam waktu setempat dan akan berlangsung selama 15 hari.
“Ini mungkin menciptakan masalah bagi rencana perjalanan orang-orang dan mengharuskan orang pulang lebih awal,” kata Rouhani, seperti dikutip laman Asharq Al-Awsat.
Namun, dia meyakini bahwa penerapan peraturan demikian dapat secara efektif menekan penyebaran Covid-19. “Orang-orang harus menyadari bahwa ini adalah keputusan sulit yang diambil untuk melindungi kehidupan manusia. Tapi kita tidak punya pilihan, karena kehidupan warga Iran penting bagi kami,” ujar Rouhani.
Iran merupakan negara Timur Tengah yang paling parah terdampak wabah Covid-19. Namun, hingga kini ia belum menerapkan karantina wilayah atau lockdown.