Rabu 25 Mar 2020 19:11 WIB

BPPT: Indonesia Perlu Perangkat Tes Corona Spesifik

Corona diyakini bermutasi sehingga diperlukan alat tes spesifik untuk Indonesia.

Petugas medis mengecek kesehatannya dengan mengambil sampel  darah dengan metode rapid test (pemeriksaan cepat) di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (25/3/2020). Pemeriksaan yang dilakukan khusus tenaga medis di Bekasi guna memutus mata rantai penyebaran virus COVID-19
Foto: Antara/Fakhri Hermansyah
Petugas medis mengecek kesehatannya dengan mengambil sampel darah dengan metode rapid test (pemeriksaan cepat) di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (25/3/2020). Pemeriksaan yang dilakukan khusus tenaga medis di Bekasi guna memutus mata rantai penyebaran virus COVID-19

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mengatakan, Indonesia perlu memiliki perangkat deteksi virus corona buatan lokal yang spesifik untuk orang Indonesia dalam menangani pandemi Covid-19 di Tanah Air. Alasannya, virus corona diyakini bermutasi.

"Virus cenderung cepat bermutasi, hasil mutasi berbeda-beda di setiap negara. Hal inilah yang menjadi tantangan dalam pengembangan RDT Kit (perangkat diagnostik cepat). Selain cepat, RDT Kit juga harus sesuai, sensitif dan spesifik," kata Kepala BPPT Hammam Riza, Rabu (25/3).

Baca Juga

Untuk itu, Pemerintah Indonesia melalui Gugus Tugas Riset dan Inovasi Teknologi untuk Penanganan Covid-19 (TFRIC19) akan mengembangkan kit deteksi virus corona spesifik untuk orang Indonesia melalui sampel dari orang Indonesia yang menderita Covid-19. BPPT menjadi koordinator atas gugus tugas itu.

Perangkat uji diagnostik cepat (rapid diagnostic test kit) itu akan dikembangkan dengan memanfaatkan strain virus yang berasal dari orang Indonesia yang terinfeksi Covid-19 dengan status transmisi virus bersifat lokal.

"Rencana aksi pengembangan kit deteksi Covid-19 menjadi prioritas pertama untuk segera dilaksanakan," ujar Hammam.

Perangkat tersebut akan bermanfaat untuk percepatan skrining pada pasien dalam pengawasan (PDP) dan orang dalam pemantauan (ODP) dalam rangka mengendalikan penularan dan penyebaran Covid-19 di Tanah Air. Terkait perangkat deteksi virus corona buatan luar, Hammam menuturkan penting dipastikan kesesuaian perangkat itu dengan kondisi wabah di dalam negeri.

Hammam mengatakan, perlu dilakukan technology clearing untuk memastikan bahwa produk-produk untuk deteksi Covid-19 yang didatangkan dari luar itu memenuhi persyaratan teknis dan sesuai dengan kondisi wabah di Indonesia.

Selain melakukan akselerasi dalam pengembangan perangkat rapid diagnostic test (RDT) untuk mendeteksi Covid-19, TFRIC19 juga akan memperkuat laboratorium uji dalam kapasitas melakukan analisis gold standard PCR (polymerase chain reaction) berbasiskan data kondisi virus Indonesia saat ini.

Dalam melakukan kegiatannya, TFRIC19 berencana menggunakan whole genome sequencing untuk keperluan pembuatan vaksin, deteksi dan epidemiologi Covid-19 Indonesia. Uji diagnostik non PCR (non PCR diagnostic test) yang akan dikembangkan yaitu uji diagnostik cepat (rapid diagnostic test) berbasis antibodi Immunoglobulin G (IgG)/Immunoglobulin M (IgM) dan uji deteksi cepat berbasis antigen. Keduanya akan dikembangkan menggunakan virus yang ada di Indonesia.

"RDT kit yang dikembangkan secara lokal ini sangat penting karena menggunakan sampel penderita di dalam negeri. Kami kembangkan kit ini dalam bentuk dipstick dan micro chip,” tutur Hammam.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement