REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah masih menggodok kebijakan mudik Lebaran 2020, dimana di dalamnya terdapat pertimbangan larangan mudik. Kebijakan tersebut disiapkan terkait wabah virus cirona yang meluas di Indonesia. Namun demikian, rencana tersebut belum ada keputusan finalnya, karena masih menunggu kondisi penyebaran virus corona.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengaku, mengetahui terkait rencana kebijakan tersebut. Namun, kata dia, berdasarkan informasi dari pemerintah daerah lainnya, sudah ada beberapa pekerja yang mudik lebih awal ke Jawa Timur.
"Saya baru dapat kabar juga dari Pak Ganjar (Gubernur Jateng), juga ada kabar dari teman di Jakarta, dengan memberikan beberapa data bahwa mereka sudah mudik. Mereka ini sudah di jalan bahkan mungkin sudah di rumah," ujar Khofifah di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Rabu (25/3).
Melihat data tersebut, Khofifah menyatakan, akan melakukan tracing terhadap pemudik yang pulang ke Jatim tersebut. Nantinya, jika memungkinkan dan alatnya masih tersedia, para pemudik tersebut akan dilakukan rapid test. Tujuannya untuk mengetahui apakah pemudik tersebut membawa virus corona atau tidak ke daerah asalnya.
"Kalau proporsionalitas itu sudah tercukupi, rapid test itu masih tersedia, maka kita sesungguhnya punya keinginan untuk bisa memberikan rapid test pada pekerja migran asal Jatim, dan mereka yang bekerja di Jakarta," ujar Khofifah.
Khofifah menegaskan, pihaknya akan terlebih dulu mendata, di titik-titik mana saja di Jatim, yang banyak pekerja baru yang kembali dari daerah. Ketika data sudah lengkap, dan alat masih tersedia, maka mereka akan masuk kategori prioritas berikutny untuk mendapatkan rapid test.