REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS), Mark Esper, telah mengeluarkan perintah penghentian perjalanan untuk militer AS. Petugas keamanan negara diminta untuk berhenti melakukan perjalanan dan pergerakan ke luar negeri hingga 60 hari.
Keputusan Pentagon ini dilakukan dalam upaya untuk membatasi penyebaran virus korona melalui satuan militernya. Sejauh ini langkah tersebut merupakan upaya yang paling luas dari Departemen Pertahanan dan akan mempengaruhi pasukan di seluruh dunia.
Esper mengatakan perintah itu berlaku untuk semua pasukan AS, personel sipil, dan keluarga, tetapi akan ada beberapa pengecualian. Pengecualian terhadap perintah itu adalah penarikan yang sedang berlangsung di Afghanistan.
"Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa kami tidak membawa virus kembali ke rumah, menginfeksi orang lain, bahwa kami tidak menyebarkannya ke militer," katanya.
AS telah berkomitmen untuk mengurangi jumlah pasukannya di Afghanistan menjadi 8.600 dari 13.000 dalam waktu 135 hari setelah menandatangani kesepakatan dengan Taliban bulan lalu. Penarikan penuh seluruh pasukan AS dan koalisi akan terjadi dalam waktu 14 bulan sejak kesepakatan ditandatangani, jika Taliban mempertahankan isi kesepakatannya.
"Itu (perintah berhenti pergerakan) tidak akan berdampak pada itu," kata Esper tentang penarikan di Afghanistan.
Keputusan menghentikan perpindahan pasukan menggambarkan meningkatnya kekhawatiran Pentagon tentang penyebaran virus. Virus korona telah menginfeksi 227 tentara AS dan ini angka yang telah naik sekitar 30 persen hanya dalam beberapa hari terakhir.
Militer AS mengatakan telah meningkatkan kondisi perlindungan kesehatan atau HPCON di pangkalan-pangkalan di seluruh dunia menjadi Charlie pada Rabu (25/3). Istilah itu merujuk pada tingkat tertinggi kedua yang menunjukkan transmisi masyarakat berkelanjutan.
"Kurva kami tidak rata. Dan itulah sebabnya kami pergi ke HPCON Charlie hari ini, yang mencakup pembatasan pada pertemuan besar dan termasuk jarak sosial tambahan," kata Brigadir Jenderal Angkatan Udara Paul Friedrichs.
Ketika tingkat infeksi meningkat dan latihan militer dibatalkan, pejabat Pentagon semakin mengakui pandemi virus korona dapat mempengaruhi kesiapan militer untuk menghadapi konflik atau krisis. Naaun, Esper dan Ketua Kepala Staf Gabungan, Jenderal Angkatan Darat AS Mark Milley, telah menekankan pasukan pemimpin militer akan berusaha untuk mengurangi risiko dan masih akan dapat menjalankan misinya.
Salah satu misi militer membantu respons domestik pemerintah AS terhadap pandemi. Sejauh ini, militer telah mengatakan sedang bersiap untuk mengerahkan rumah sakit lapangan ke Seattle dan New York.
Sebuah kapal rumah sakit Angkatan Laut sedang dalam perjalanan ke Los Angeles dan satu lagi diperkirakan akan menuju ke kota New York. Masing-masing kapal berkapasitas sekitar 1.000 tempat tidur untuk pasien non-virus korona.
Korps Insinyur Angkatan Darat sedang bekerja di New York untuk melihat bagaimana hal itu dapat meningkatkan kapasitas tempat tidur. Mereka mengatakan akan mengubah lebih dari 10.000 kamar yang kemungkinan hotel dan asrama kampus di New York.
Esper mengatakan militer siap untuk menawarkan lebih banyak sumber daya jika diminta untuk negara bagian New York yang menjadi pusat wabah AS. Unit medis tambahan telah disiagakan untuk mencoba tetap tinggal menunggu permintaan.
Lebih dari 10.700 pasukan Garda Nasional mendukung negara-negara bagian dalam upaya untuk melawan virus korona. Saat ini AS melaporkan virus korona telah menginfeksi lebih dari 65,342 orang di seluruh negeri dan menewaskan 922.