REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Angka kematian Spanyol akibat virus corona telah melampaui China, menjadi yang tertinggi kedua di dunia. Jumlah kematian meningkat 738 orang dalam 24 jam, menjadi 3.434 pada Rabu (25/3). Jumlah ini lebih tinggi dari 683 kematian di Italia, dilansir di BBC, Kamis (26/3).
Jumlah kasusnya melonjak oleh 7.973. Ini adalah angka tertinggi untuk Spanyol dalam satu hari. Negara ini sekarang memiliki 47.610 kasus yang dikonfirmasi.
Sebagai perbandingan, China secara resmi melaporkan 3.285 kematian. Sementara Italia, negara yang paling parah terkena dampak, mencatat jumlah kematian 6.820 orang.
Tingkat infeksi Spanyol telah meningkat seperlima dan hampir 27 ribu orang dirawat di rumah sakit. Madrid adalah wilayah yang paling parah terkena dampaknya di negara itu tetapi Catalonia di timur laut mengalami peningkatan kasus yang cepat.
Catalonia menyumbang hampir 10 ribu dari total kasus, sementara Negara Basque dan Andalusia keduanya memiliki lebih dari 3.000 kasus. Namun wilayah yang paling parah terkena dampak adalah wilayah di sekitar ibukota Madrid, yang telah mencatat 14.597 kasus.
Wakil Perdana Menteri Spanyol, Carmen Calvo dinyatakan positif mengidap virus coroba. Dia dirawat di rumah sakit pada Ahad (22/3) dengan gejala pernapasan.
Anggota parlemen akan memberikan suara untuk memperpanjang keadaan darurat negara selama dua pekan hingga 11 April. Di bawah aturan tersebut, orang dilarang meninggalkan rumah kecuali untuk membeli persediaan dan obat-obatan penting, atau untuk bekerja.
Secara global ada 460 ribu kasus virus, dengan lebih dari 20 ribu kematian. Lebih dari 110 ribu orang telah pulih, menurut data yang dikumpulkan oleh Universitas Johns Hopkins.